Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global jadi 4,1 Persen Tahun Ini

Rabu, 12 Januari 2022 14:45 WIB

Bank Dunia. worldbank.org

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini menjadi 4,1 persen. Dalam Prospek Ekonomi Global tengah tahunan terbarunya, Bank Dunia menyebutkan perekonomian dunia tersebut tumbuh di tengah gelombang pandemi Covid-19, kemungkinan ekspektasi tak terkndali dan tekanan keuangan dalam konteks tingkat utang yang mencapai rekor tertinggi.

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2021 rebound ke sekitar 5,5 persen dan pada tahun ini diperkirakan akan melemah menjadi 4,1 persen. Adapun proyeksi terbaru dari lembaga itu untuk 2021 dan 2022 masing-masing 0,2 poin persentase lebih rendah dari perkiraan Juni.

Bank Dunia memperkirakan ekonomi Amerika Serikat tumbuh 5,6 persen pada tahun 2021 lalu dan moderat menjadi 3,7 persen tahun ini. Sementara ekonomi Cina diprediksi tumbuh 8 persen pada 2021, dan melambat menjadi 5,1 persen tahun ini.

Laporan lembaga itu juga menyoroti bahwa pandemi Covid-19 telah meningkatkan ketimpangan pendapatan global dan sebagian membalikkan kenaikan yang dicapai selama dua dekade sebelumnya.

Sementara pada tahun depan, di 2023, output tahunan diprediksi akan tetap di bawah tren pra-pandemi di semua wilayah emerging market dan ekonomi berkembang. Hal ini berbeda dengan negara maju, di mana kesenjangan diproyeksikan akan tertutup.

Advertising
Advertising

Adapun di negara-negara emerging market dan ekonomi berkembang--terutama di negara-negara kecil dan negara-negara yang rapuh dan dilanda konflik, output dan investasi akan tetap berada di bawah tren pra-pandemi. "Karena tingkat vaksinasi yang lebih rendah, kebijakan fiskal dan moneter yang lebih ketat, dan bekas luka yang lebih persisten dari pandemi," tulis laporan itu.

Bank Dunia pun menyerukan peluncuran global yang cepat dari vaksinasi dan melipatgandakan reformasi peningkatan produktivitas, yang dapat membantu menurunkan ketidaksetaraan antar negara.

Bukti awal menunjukkan bahwa pandemi telah menyebabkan ketidaksetaraan pendapatan di dalam negeri agak meningkat di emerging market dan ekonomi berkembang. Sebab di negara itu banyak yang kehilangan pekerjaan dan pendapatan yang parah di antara kelompok populasi berpenghasilan rendah.

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

18 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

2 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

3 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

3 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

4 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

4 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

4 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya