Bank Dunia: Varian Delta Covid-19 Perlambat Ekonomi Asia Timur dan Pasifik

Reporter

Antara

Selasa, 28 September 2021 09:52 WIB

Bank Dunia. worldbank.org

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan ekonomi terbaru Bank Dunia, 27 September 2021, menyebutkan penyebaran varian Delta Covid-19 mengganggu pemulihan di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Varian Delta Covid-19 diperkirakan memperlambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan ketidaksetaraan di kawasan tersebut, .

Aktivitas ekonomi mulai melambat pada kuartal II 2021, dan perkiraan pertumbuhan ekonomi telah diturunkan untuk sebagian besar negara di kawasan ini, menurut World Bank East Asia and Pacific Fall 2021 Economic Update.

Sementara ekonomi Cina diproyeksikan tumbuh sebesar 8,5 persen, wilayah lainnya diperkirakan tumbuh 2,5 persen, hampir dua poin persentase lebih rendah dari perkiraan pada April 2021, kata Bank Dunia.

“Pemulihan ekonomi negara-negara berkembang Asia Timur dan Pasifik menghadapi pembalikan nasib,” kata Manuela Ferro, Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik.

“Padahal pada 2020 wilayah tersebut menahan Covid-19 sementara wilayah lain di dunia berjuang, peningkatan kasus Covid-19 pada 2021 telah menurunkan prospek pertumbuhan untuk tahun 2021.”

Laporan tersebut memperkirakan sebagian besar negara di kawasan ini, termasuk Indonesia dan Filipina, dapat memvaksinasi lebih dari 60 persen populasi mereka pada paruh pertama 2022. Meski tidak akan menghilangkan infeksi virus corona, hal itu akan secara signifikan mengurangi angka kematian, memungkinkan dimulainya kembali aktivitas perekonomian.
<!--more-->
Kerusakan yang diakibatkan oleh kebangkitan dan persistensi Covid-19 kemungkinan akan mengganggu pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan ketidaksetaraan dalam jangka panjang, kata Bank Dunia.

“Vaksinasi dan pengujian yang dipercepat untuk mengendalikan infeksi Covid-19 dapat menghidupkan kembali kegiatan ekonomi di negara-negara yang sedang berjuang pada paruh pertama 2022, dan menggandakan tingkat pertumbuhan mereka tahun depan,” kata Kepala Ekonom Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo.

“Tetapi dalam jangka panjang, hanya reformasi yang lebih dalam yang dapat mencegah pertumbuhan yang lebih lambat dan meningkatkan ketidaksetaraan, kombinasi pemiskinan yang belum pernah terjadi di kawasan ini dalam abad ini.”

Bank Dunia mengatakan kawasan tersebut perlu melakukan upaya serius di empat bidang untuk menghadapi peningkatan virus corona: mengatasi keraguan vaksin dan keterbatasan kapasitas distribusi; meningkatkan pengujian dan penelusuran; peningkatan produksi vaksin regional; dan memperkuat sistem kesehatan lokal.

Baca juga: Kekhawatiran Pengusaha Soal Kemudahan Berusaha Usai Bank Dunia Setop EoDB

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

20 jam lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

2 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

3 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

7 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

7 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

9 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

10 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya