Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 5.926,63 T pada Juli 2021
Reporter
Swa.co.id
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Rabu, 15 September 2021 12:53 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2021 tercatat sebesar US$ 415,7 miliar alias sekitar Rp 5.926,63 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.257 per dolar AS.
Angka tersebut tumbuh 1,7 persen year-on-year. Utang tersebut tumbuh melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 2,0 persen yoy.
"Perkembangan tersebut terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan ULN Pemerintah," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis, Rabu, 15 September 2021.
ULN Pemerintah tumbuh lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi ULN Pemerintah di bulan Juli 2021 mencapai US$ 205,9 miliar atau tumbuh 3,5 persen yoy, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Juni 2021 sebesar 4,3 persen yoy.
Erwin mengatakan perkembangan ini disebabkan oleh penurunan posisi Surat Berharga Negara (SBN) domestik dan pembayaran neto pinjaman bilateral, di tengah penarikan pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan dampak pandemi Covid-19. Hal tersebut dilakukan dengan tetap menjaga kredibilitas Pemerintah dalam pengelolaan ULN melalui pelunasan pokok pinjaman yang jatuh tempo.
Sesuai strategi pembiayaan yang telah ditetapkan, kata Erwin, pemerintah juga menerbitkan SBN dalam dua mata uang asing yaitu dolar AS dan Euro pada bulan Juli 2021 untuk memenuhi pembiayaan APBN secara umum. Termasuk, untuk mendukung percepatan pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Penerbitan SBN valuta asing tersebut memanfaatkan momentum sentimen positif investor yang kuat dan kondusifnya pasar keuangan AS. Pemerintah terus berkomitmen mengelola ULN Pemerintah secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib yaitu 17,8 persen dari total ULN Pemerintah.
<!--more-->
Di samping itu, sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial 17,2 persen, sektor jasa pendidikan 16,4 persen, sektor konstruksi 15,4 persen, serta sektor jasa keuangan dan asuransi 12,6 persen. Posisi ULN Pemerintah aman karena hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN Pemerintah.
Adapun ULN swasta tumbuh sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. ULN swasta pada Juli 2021 tumbuh rendah sebesar 0,1 persen yoy, setelah mengalami kontraksi sebesar 0,2 persen yoy pada Juni 2021. Pertumbuhan ULN swasta tersebut disebabkan oleh pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan sebesar 1,5 persen yoy, meski melambat dari 1,7 persen yoy pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, pertumbuhan ULN lembaga keuangan mengalami kontraksi sebesar 5,1persen yoy, lebih rendah dari kontraksi bulan sebelumnya sebesar 6,9 persen yoy. Dengan perkembangan tersebut, posisi ULN swasta pada Juli 2021 tercatat sebesar U$ 207,0 miliar, menurun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 207,8 miliar.
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 76,6 persen dari total ULN swasta. ULN tersebut masih didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,6 persen terhadap total ULN swasta.
"Struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada Juli 2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 36,6p ersen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37,5 persen," kata Erwin.
BACA: Indra dan Nirwan Dipanggil Satgas, Keluarga Bakrie Bantah Punya Utang BLBI
CAESAR AKBAR