Target Stunting 18,4 Persen di 2022, Sri Mulyani Ungkap 5 Upaya Pemerintah

Senin, 23 Agustus 2021 12:48 WIB

Ilustrasi stunting. freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting turun dari posisi 27 persen pada 2019 menjadi 18,4 persen pada 2022. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ada lima kebijakan yang dilakukan, salah satunya yaitu memfokuskan program pada sasaran prioritas seperti ibu hamil, ibu menyusui, dan anak usia 0-23 bulan.

"Umumnya disebut rumah tangga dengan 1.000 Hari Pertama Kelahiran (HPK)," kata Sri Mulyani dalam pembukaannya, yang dibacakan oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kemenkeu Astera Primanto Bhakti dalam Rapat Koordinasi Nasional virtual pada Senin, 23 Agustus 2021.

Lalu, fokus program juga ditujukan untuk kelompok sasaran penting yaitu anak usia 24-59 bulan, wanita usia subur, remaja putri, dan calon pengantin. Kedua, pemerintah memperluas daerah prioritas penanganan stunting.

Tahun 2018, baru ada 100 kabupaten kota dan 2021 sebanyak 360 kabupaten kota. Sementara 2020, menyasar semua kabupaten kota di Indonesia yang mencapai 514. "Bahkan ini seluruh daerah diharapkan dapat menangani stunting secara efektif," kata dia.

Sementara tiga kebijakan lainnya yaitu memperkuat regulasi di Perpres Percepatan Penurunan Stunting, penguatan di Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan menjamin ketersediaan obat hingga makanan tambahan.

Advertising
Advertising

Dengan upaya ini, pemerintah ingin angka prevalensi stunting anak Indonesia terus turun hingga mencapai target lebih jauh, 14 persen di 2024. Sebab, Sri Mulyani menyebut alokasi anggaran untuk menangani stunting ini terus meningkat setiap tahun.

Pada 2020, realisasi anggaran yang digunakan oleh 20 kementerian dan lembaga untuk menangani stunting mencapai Rp 39,8 triliun atau lebih besar dari pagu awal yaitu Rp 27,5 triliun. Anggaran ini digunakan untuk penanganan stunting terhadap 1,7 juta orang di seluruh Indonesia, di mana lebih dari separuhnya ada di Pulau Jawa. Catatan ini dimuat dalam buku nota keuangan dan APBN 2022:

1. Sumatera: 303.686 orang
2. Jawa: 926.489 orang
3. Kalimantan: 129.803 orang
4. Sulawesi: 150.521 orang
5. Bali-Nusa Tenggara: 233.168 orang
6. Maluku-Papua: 39.422 orang

Lalu di 2021, pagu awal yang disediakan juga ditambah menjadi Rp 32,98 triliun. Tapi, Sri Mulyani belum merinci total pagu kementerian lembaga untuk menangani stunting pada 2022.

Baca Juga: Sri Mulyani: Pandemi Covid-19 Sebabkan Pencegahan Stunting Terhambat

Berita terkait

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

22 jam lalu

Jokowi Resmikan Bendungan Tiuk Suntuk di NTB, Pembangunannya Telan Biaya Rp 1,4 Triliun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi meresmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, NTB, pada Kamis, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

1 hari lalu

Jokowi Resmikan Jalan 5 Inpres di NTB Senilai Rp 211 Miliar: Anggaran yang Tidak Kecil

Jokowi meresmikan pelaksanaan Instruksi Presiden (Inpres) Jalan Daerah di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Kamis pagi, 2 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya