Adidas Jual Reebok ke Authentic Brands Rp 36 Triliun
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Jumat, 13 Agustus 2021 09:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Adidas AG setuju untuk menjual bisnisnya, Reebok, ke Authentic Brands Group Inc. dengan nilai transaksi 2,1 miliar euro atau US$ 2,5 miliar (Rp 36 triliun).
Kesepakatan itu diharapkan selesai pada kuartal pertama 2022. Chief Executive Officer Authentic Brands Jamie Salter mengatakan dalam pernyataannya bahwa kesepakatan itu adalah 'tonggak penting' dalam pertumbuhan perusahaan.
“Kami berkomitmen untuk menjaga integritas, inovasi, dan nilai-nilai Reebok,” kata Salter.
Authentic Brands, yang mengajukan penawaran umum perdana di AS pada Juli lalu, telah memperoleh lebih dari 30 nama merek, termasuk aset bangkrut seperti Barneys New York dan Brooks Brothers.
Saham Adidas naik sebanyak 2,5 persen di bursa Frankfurt setelah pengumuman tersebut. Adidas kemudian ditutup naik 1,6 persen menjadi 312 euro per saham. Dengan nilai US$ 2,5 miliar, Reebok menjadi kesepakatan terbesar yang telah dilakukan oleh Authentic Brands sejak awal, kata Salter dalam sebuah wawancara pada hari Kamis.
Itu juga transaksi terbesar dalam kariernya, menurutnya. “Ini adalah salah satu merek atletik, alas kaki, pakaian jadi terbaik di dunia,” kata Salter. Distribusi global merek ini setara dengan Nike Inc. dan merek Jordan-nya.
<!--more-->
Tahun ini, Authentic Brands mengakuisisi merek Eddie Bauer dengan Sparc Group, perusahaan patungan dengan Simon Property Group. Authentic Brands, yang perusahaan portofolionya mencakup Forever 21 dan Sports Illustrated, juga mengakuisisi koleksi merek dari PVH Corp. yang mencakup Izod dan Van Heusen.
Adapun, Adidas menegaskan kesepakatan itu tidak akan mengubah prospek keuangan Adidas untuk tahun ini atau target jangka panjang yang diumumkan sebelumnya. Sebagian besar dana tunai akan dibagikan kepada pemegang saham Adidas.
Reebok telah lama memesona para pemain industri, baik sebagai kisah peringatan maupun untuk potensi menggiurkan untuk merebut kembali beberapa kesuksesan lamanya. Didorong oleh ledakan aerobik, Reebok pernah menjadi raksasa dalam semalam pada 1980-an dan bahkan melampaui Nike selama beberapa tahun dalam hal penjualan sepatu kets AS.
Namun, momentum itu dengan cepat menguap dan Adidas tidak pernah berhasil menghidupkan kembali merek tersebut. Adidas mengakuisisi Reebok dengan nilai US$3,6 miliar pada 2006.
Saat pertama masuk pada 2016 lalu, CEO Kasper Rorsted membuat prioritas memperbaiki kinerja Reebok yang menurun selama bertahun-tahun. Rorsted menutup toko-toko yang tidak menunjukkan kinerja baik dan membuka perjanjian lisensi, dan memangkas pengeluaran.
Setelah Reebok kembali sehat di awal 2019, Rorsted mengatakan ingin mendorong pertumbuhan penjualan di lini sepatu baru, CrossFit Nano dan FloartRide Run. Dia membandingkan pengawasan Adidas dan Reebok seperti orang tua yang menyayangi kedua anaknya dengan adil. Kesempatan mengkapitalisasi Reebok sebagai sepatu dan pakaian olah raga klasik menjadi motivasi terbesar bagi pembeli potensial.
Baca juga: Penjualan Adidas dan Puma di Cina Anjlok Akibat Virus Corona