Bukalapak Bakal IPO Saat Rugi Rp 1,34 Triliun Tahun Lalu, Begini Ketentuannya

Sabtu, 10 Juli 2021 14:21 WIB

Aktivitas karyawan di Kantor Bukalapak, Jakarta, Selasa, 8 Oktober 2019. Bukalapak menjadi marketplace Indonesia pertama yang mendaftarkan Warung Mitra-nya pada fitur Google Bisnisku. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk sedang bersiap untuk menawarkan 25,7 miliar saham perdana ke publik alias Initial Public Offering (IPO). IPO ini dilakukan saat Bukalapak tercatat masih rugi hingga Rp 1,34 triliun sepanjang 2020.

"Kami di Bukalapak berbeda, kami ingin bertumbuh, memperbaiki profitabilitas, sehingga pertumbuhan berkualitas dan berkelanjutan," ujar CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin dalam acara paparan publik Penawaran Saham Perdana PT Bukalapak.com Tbk., Jumat, 9 Juli 2021.

Lalu seperti apa ketentuan IPO dalam kondisi merugi?
Dalam laman resminya, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah menerbitkan Buku Panduan Go Public yang bisa diakses secara bebas. Dalam buku ini, ada beberapa ketentuan untuk perusahaan yang mau melantai di bursa. Secara umum, ada tiga pembagian utama.

Pertama, pencatatan saham di papan utama. Ketentuannya yaitu masa operasional lebih atau selama 36 bulan, mencatat laba lebih dari atau selama setahun. Kemudian jumlah saham yang ditawarkan ke publik minimal 300 juta lembar.

Kedua, pencatatan saham di papan pengembangan. Ketentuannya yaitu masa operasional lebih atau selama 12 bulan dan jumlah saham yang ditawarkan ke publik minimal 150 juta lembar.

Tapi untuk saham papan pengembangan, perusahaan boleh rugi dengan syarat:
Berdasarkan proyeksi, pada akhir tahun ke-2 sejak listing sudah laba usaha dan laba bersih.
<!--more-->
Ketiga, pencatatan saham di papan akselerasi. Ketentuannya yaitu telah beroperasi komersil, membukukan pendapatan usaha di tahun buku terakhir, dan jumlah saham yang ditawarkan ke publik minimal 20 persen.

Untuk papan akselerasi, perusahaan juga boleh rugi dengan syarat: proyeksi maksimal tahun ke-6 laba usaha.

Tempo mencoba mengkonfirmasi kepada Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna soal status Bukalapak, tapi belum ada jawaban.

Meski demikian, beberapa waktu lalu BEI dikabarkan tengah menggodok aturan untuk mendorong perusahaan rintisan go publik. Salah satunya soal ketentuan laba perusahaan ini.

“BEI terus berupaya menjadi bursa yang adaptif terhadap kebutuhan stakeholder, termasuk unicorn di Indonesia, agar dapat memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pendanaan mereka untuk bisa growth,” kata I Gede Nyoman Yetna, Senin, 14 Juni 2021.

Untuk bisa mengantongi saham Bukalapak di IPO ini, masyarakat bisa mempelajari dokumen resmi prospektur Bukalapak. Di dalamnya, tersedia lengkap soal kinerja keuangan dan rencana Bukalapak pasca IPO ini. Dokumen tersebut dapat diunduh di link berikut: https://about.bukalapak.com/id/investor-relations/

FAJAR PEBRIANTO

Baca juga: Bukalapak Umumkan IPO, Ini Petunjuk Pembelian Sahamnya

Berita terkait

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

1 hari lalu

Kementerian ESDM Buka Lelang 5 Wilayah Kerja Migas pada 2024

Kementerian ESDM membuka penawaran sebanyak lima wilayah kerja minyak dan gas (migas) pada lelang Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap I Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Ditutup Melemah di Sesi I, Saham ASII Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama hari ini, menutup sesi di level 7,082.9 atau -0,22 persen.

Baca Selengkapnya

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

3 hari lalu

IHSG Pekan Depan Diprediksi Menurun Terbatas, Berikut Rekomendasi Saham Pilihan

Dinamika kebijakan Bank Sentral Amerika diprediksi masih memberi pengaruh pada penurunan IHSG pekan depan

Baca Selengkapnya

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

5 hari lalu

Antam Bagi Dividen Rp 3 Triliun

PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam (ANTM) akan membagikan dividen Rp 3,08 triliun.

Baca Selengkapnya

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

6 hari lalu

Laporkan Kinerja 2023, Laba Bersih Jasa Marga Capai Rp 6,8 Triliun

PT Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR melaporkan kondisi kinerja perseroan selama tahun 2023 dengan laba bersih mencapai Rp 6,8 triliun.

Baca Selengkapnya

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

6 hari lalu

PT Timah Rombak Direksi untuk Perbaikan Bisnis

PT TIMAH Tbk melakukan perombakan direksi melalui RUPST. Berharap bisa memperbaiki bisnis perusahaan.

Baca Selengkapnya

Austria Tertarik Berkontribusi di IKN

7 hari lalu

Austria Tertarik Berkontribusi di IKN

Dubes Austria untuk Indonesia menyatakan ada banyak ketertarikan dari negaranya untuk berkontribusi di IKN.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

7 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Melemah di Sesi I, Saham BBRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG melemah di sesi pertama Rabu, 8 Mei 2024, menutup sesi pertama di level 7,097,7.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

7 hari lalu

Ini Alasan Investasi Reksa Dana Saham Tidak Direkomendasikan

Tren harga beberapa saham besar menurun, investasi di reksa dana saham pun terdampak.

Baca Selengkapnya

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

7 hari lalu

Warga Nigeria Diduga Nikahi WNI untuk Buat Perusahaan dan Rekening dalam Kasus Penipuan yang Rugikan Perusahaan Singapura Rp 32 Miliar

Salah satu modus warga Nigeria disebut menikahi satu tersangka dari Indonesia untuk diperintah mengurus izin usaha.

Baca Selengkapnya