Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima audiensi dari para insan perfilman di Loka Kretagama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada Jumat, 19 Maret 2021. Sejumlah insan perfilman yang hadir antara lain Triawan Munaf, Mira Lesmana, Dian Sastro, Wicky Olindo, Joko Anwar, Dewinta Hutagaol, Sunil Samtani, Chand Parwez dan Angga Dwimas Sasongko. FOTO/Kemenko Perekonomian
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2021 bisa mencapai 3,7 persen hingga 4,5 persen. Hal itu melihat berbagai situasi pembatasan aktifitas untuk mengurangi penularan Covid-19.
"Sampai akhir tahun kita melihat proyeksinya secara konservatif 3,7 persen dan bisa sampai 4,4-4,5 persen. Itu yang akan dijaga untuk pertumbuhan di outlook semester II ini," kata Airlangga dalam konferensi pers virtual, Rabu, 7 Juli 2021.
Untuk pertumbuhan ekonomi di kuartal II ini, dia masih optimistis bisa mencapai 7 persen. Sehingga agregat pertumbuhan ekonomi semester I di level 3,3 persen.
Hal itu disampaikan Airlangga saat mengumumkan pengetatan PPKM Mikro di luar Jawa dan Bali. Pengetatan itu berlaku lebih ketat pada 43 kabupaten kota.
Dia menuturkan pengetatan yang dilakukan di 43 kabupaten kota ini, diharapkan menekan lonjakan yang besar kasua Covid-19 seperti yang terjadi di Jawa.
"Jadi kita akan memperketat mobilitas. Terkait dampak ekonomi, kita melihat bahwa ekonomi ini akan baik kalau penanganan Covid-19 dan penyebaran daripada pandemi ini bisa terkendali," ujarnya. <!--more--> Menurut dia, pemerintah melakukan revisi pada pertumbuhan ekonomi tergantung daripada seberapa jauh varian delta ini bisa tertangani secara baik. Terutama, kata dia, pemerintah mencermati yang terjadi di Jawa, karena kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto mencapai 60 persen.
"Sehingga tentunya dengan adanya pengetatan penurunan mobilitas yg ditargetkan mobilitas bisa ditekan di bawah 50 persen dan juga tentu idealnya kami rem sampai di bawah 30 persen. Tentu akan berefek pada aktivitas ekonomi," kata dia.
Airlangga mengatakan aktivitas ekonomi yang dijaga pemerintah adalah yang berbasis ekspor atau manufaktur. Dia melihat dalam situasi beberapa waktu lalu, optimisme masih terlihat dari sektor itu.
Karena, dia melihat Purchasing Managers' Index atau PMI masih terus di atas 53. "Sehingga dengan demikian ekspor perlu kita jaga dengan momentum harga komoditas," ujar Airlangga Hartarto.