Kata Konglomerat Pendiri Northstar Group Bila Indonesia Lockdown

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 4 Juli 2021 05:32 WIB

Nadiem Makarim dan Patrick Waluyo melakukan diskusi Outlook Ekonomi Tempo di gedung Tempo, Palmerah, Jakarta, 11 Oktober 2017. TEMPO/Maria Fransisca.

TEMPO.CO, Jakarta - Konglomerat sekaligus pendiri perusahaan investasi Northstar Group Patrick S. Walujo menjelaskan dampak ekonomi jika pemerintah mengambil kebijakan lockdown atau penguncian wilayah.

“Memang ini dilematis kebijakan lockdown dan impact terhadap ekonomi,” ujarnya dalam sebuah acara diskusi seperti dikutip Bisnis, Sabtu, 3 Juli 2021.

Dia memberi contoh negara tetangga, Singapura, saat melakukan lockdown pada 2020, dampak pada ekonominya cukup besar. Padahal Singapura menyuntikkan stimulus sebesar US$ 100 miliar.

Stimulus itu, sambungnya, setara dengan 20 pesen produk domestik bruto Singapura. “Dengan stimulus itu kontraksi ekonomi pada tahun lalu negatif 15 persen. Padahal di sana negara penduduk penghasilan cukup tinggi,” kata Patrick yang juga menantu TP Rachmat, mantan Dirut Astra Internasional.

Patrick mengkhawatirkan, apabila memilih opsi lockdown, masyarakat yang memiliki ekonomi strata terbawah atau bekerja sektor informal akan terkena dampak cukup besar.

“Apakah negara kita mempunyai kekuatan yang sama menjaga impact itu. Kalau 20 persen dari GDP kita US$ 1 triliun itu butuh US$ 200 miliar dolar (sekitar Rp 2.891 triliun). Itu ongkos ke arah sana [lockdown],” katanya.
<!--more-->
Menurutnya, kebijakan pemerintah pada satu tahun terakhir dalam penanganan Covid-19, yakni dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan kesehatan masyarakat adalah pilihan yang sudah tepat.

Advertising
Advertising

Patrick Walujo adalah salah satu pendiri perusahaan investasi Northstar Group pada 2003 bersama Glenn Sugita. Dana kelola perusahaan investasi itu mencapai US$3,3 miliar yang tersebar di Asia Tenggara.

Sejumlah perusahaan yang digenggam Patrick seperti PT Bank Jago Tbk. bersama bankir senior Jerry Ng, PT BFI Finance Tbk., Gojek, PT Trimegah Securitas Tbk. dan lainnya.

Sebelumnya ekonom senior Universitas Indonesia Chatib Basri mengatakan, kebijakan lockdown tidak tepat jika diterapkan di negara seperti Indonesia dan India. Risiko kesenjangan sosial semakin tinggi, bantalan sosial yang perlu disiapkan juga sangatlah besar.

BISNIS

Baca juga: Mengapa Chatib Basri Anggap Lockdown Tidak Tepat Jika Diterapkan di RI?

Berita terkait

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

4 jam lalu

Maskapai Penerbangan Ini Harus Bayar Kompensasi 39 Juta Gara-gara Sandaran Kursi Tak Bisa Direbahkan

Pnumpang maskapai penerbangan ini merasa diperlakukan sebagai penumpang kelas ekonomi meski sudah bayar kelas bisnis.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

21 jam lalu

Prabowo Bertemu Calon PM Singapura, Diperkenalkan oleh Jokowi

Jokowi mempertemukan Prabowo dengan calon PM Singapura yang akan dilantik Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

3 hari lalu

Kemendag dan KBRI Gelar Pameran Fesyen di Singapura, Total Transaksi Capai Rp 4,2 Miliar

Kementerian Perdagangan dan Duta Besar RI untuk Singapura menggelar pameran fesyen di Singapura. Total transaksinya capai Rp 4,2 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

4 hari lalu

Jokowi Terima Kunjungan Menlu Singapura di Istana

Presiden Jokowi terima kunjungan Menlu Singapura.

Baca Selengkapnya

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

4 hari lalu

Ada Aurora Borealis di Gardens by the Bay Singapura, Mirip di Kutub Utara

Tapi pada 5 Mei, lampu-lampu indah auroa borealis akan tampil perdana di Gardens by the Bay.

Baca Selengkapnya

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

4 hari lalu

Tol Tangerang Merak dari Serang Barat - Cilegon Timur Dilebarkan Jadi 3 Lajur, Ditargetkan Selesai Awal 2025

Astra Infra Toll Road Tangerang-Merak pada tahun ini memulai pekerjaan proyek konstruksi penambahan lajur ketiga pada segmen Serang Barat (KM 77+375) sampai dengan Cilegon Timur (KM 87+150).

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

4 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

5 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak WNI Berobat ke Luar Negeri, Ini Kilas Balik Menteri Luhut Berobat di Singapura

Salah satu menteri Jokowi, Luhut Binsar Pandjaitan, diketahui pernah berobat hampir sebulan di Singapura pada November tahun lalu.

Baca Selengkapnya