BEI Ungkap Penyebab Anjloknya IHSG hingga ke Bawah Level Psikologis 6.000
Reporter
Bisnis.com
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 21 Juni 2021 11:33 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bursa Efek Indonesia menanggapi melemahnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang anjlok ke bawah level psikologis 6.000.
Direktur Perdagangan dan Anggota Bursa BEI Laksono Widodo menjelaskan pelemahan IHSG dan sejumlah indeks saham regional tersebut disebabkan oleh kekhawatiran investor mengenai pengetatan (tapering off) yang akan dilakukan oleh The Fed.
“Taper tantrum dimulai lagi karena rencana The Fed mau menaikkan suku bunga pada kuartal I 2022,” kata Laksono di Jakarta, Senin, 21 Juni 2021.
Taper Tantrum merupakan kebijakan mengurangi nilai pembelian aset, seperti obligasi atau quantitative easing (QE) oleh The Fed. Apabila hal tersebut terjadi, maka aliran modal akan keluar dari negara emerging market, termasuk Indonesia dan kembali ke AS sehingga dapat memicu gejolak pasar keuangan.
Pukul 09.02 WIB, IHSG ambrol 2 persen atau 120,33 poin menjadi 5.886,78. Terpantau 301 saham melemah, 51 saham naik, dan 124 saham stagnan.
Kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia tercatat Rp 7.071,39 triliun. Investor asing terpantau melakukan beli bersih atau net buy sekitar Rp 13,82 miliar di seluruh pasar.
<!--more-->
Nada hawkish yang dikeluarkan Bank Sentral AS (Federal Reserve) memukul mundur performa indeks saham di kawasan Asia pagi ini, termasuk IHSG.
Menurut Laksono, pelemahan indeks juga disebabkan oleh kekhawatiran mengenai kasus positif Covid-19 yang meningkat, kendati alasan ini bukan yang utama.
Adapun, indeks saham global melemah pada Senin dan yield Treasury AS turun seiring dengan respons investor terhadap nada hawkish The Fed. Yield Treasury AS tenor 30 tahun bahkan turun ke bawah 2 persen untuk pertama kalinya sejak Februari, yang mencerminkan kebijakan akomodatif The Fed yang berpotensi dikurangi akan menekan pasar.
Baru-baru ini, pejabat The Fed James Bullard mengatakan risiko inflasi mungkin akan membuat para pembuat kebijakan menaikkan suku bunga tahun depan atau lebih cepat dari rencana.
Saat ini, pasar masih menantikan komentar dari pejabat The Fed yang lain, termasuk Gubernur The Fed Jerome Powell, untuk mengetahui panduan kebijakan stimulus bank sentral di Negeri Paman Sam tersebut.
Pasalnya, Bullard juga sempat mengatakan bahwa Bank Sentral AS sudah mulai berdiskusi mengenai kebijakan untuk mengurangi pembelian aset.
Tak hanya IHSG, indeks saham utama di kawasan Asia juga terpantau memerah. Indeks Topix di Jepang memimpin pelemahan sebesar 2,5 persen, diikuti indeks Hang Seng di Hong Kong turun 1,2 persen, dan indeks Shanghai Komposit di Shanghai turun 0,2 persen.
BISNIS
Baca juga: IHSG Ambrol 2 Persen Pagi Ini, Investor Asing Net Sell Rp 26,56 M