Harga Minyak Beragam, Brent di Level Tertinggi Dua Tahun

Reporter

Antara

Sabtu, 29 Mei 2021 07:25 WIB

Ilustrasi kilang minyak. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak beragam pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), dengan patokan global Brent menetap di level tertinggi dua tahun. Hal ini karena data ekonomi AS yang kuat dan ekspektasi permintaan global akan rebound melebihi kekhawatiran tentang lebih banyak pasokan dari Iran setelah sanksi dicabut.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Juli terangkat 17 sen atau 0,20 persen, menjadi menetap di 69,63 dolar AS per barel, penutupan tertinggi sejak Mei 2019. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terpangkas 53 sen atau 0,79 persen, menjadi ditutup di 66,32 dolar AS per barel.

"Didorong oleh data ekonomi yang baik dan selera risiko di antara investor di pasar keuangan, Brent membuat tawaran baru untuk angka psikologis penting 70 dolar AS per barel," kata analis Commerzbank, Eugen Weinberg.

“Kekhawatiran akan permintaan karena pandemi tersebut memberi jalan kepada optimisme mengingat para konsumen akan kembali dengan cepat,” tambahnya.

Analis memperkirakan permintaan minyak global akan pulih mendekati 100 juta barel per hari pada kuartal ketiga ketika perjalanan musim panas di Eropa dan Amerika Serikat menyusul program vaksinasi Covid-19 yang meluas.

"Permintaan bensin sekarang telah melampaui level 2019 di banyak wilayah," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Data ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat, ekonomi dan konsumen minyak terbesar dunia, juga memberikan dukungan ketika jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun ke level terendah sejak pertengahan Maret 2020, melampaui perkiraan.

Namun, meningkatnya infeksi virus corona di Asia menekan harga. Infeksi di wilayah Asia Selatan melampaui 30 juta pada Jumat, 28 Mei 2021, menurut penghitungan Reuters, dipimpin oleh India yang sedang berjuang dengan gelombang Covid-19 kedua dan kekurangan vaksin di seluruh wilayah.

Prospek lebih banyak minyak Iran yang masuk ke pasar juga membatasi kenaikan.

"Iran akan memperlambat reli," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho di New York, menambahkan bahwa pelaku pasar berhati-hati menjelang akhir pekan tentang kemungkinan bahwa kesepakatan antara Iran dan kekuatan Barat dapat meningkatkan pasokan ke pasar.

Iran dan kekuatan global telah bernegosiasi di Wina sejak April untuk menyusun langkah-langkah yang harus diambil Teheran dan Washington terkait sanksi dan kegiatan nuklir agar kembali ke kepatuhan penuh dengan pakta nuklir 2015 Iran dengan kekuatan dunia.

Di Amerika Serikat, Yawger mengatakan kekhawatiran tentang potensi permintaan pada liburan akhir pekan Memorial Day menjadi tidak bersemangat. “Ada beberapa hal yang menjadi perhatian,” katanya.

Lebih dari 34 juta orang Amerika diperkirakan akan turun ke jalan raya antara 27 Mei dan 31 Mei, liburan akhir pekan yang menandai dimulainya musim mengemudi musim panas. Tetapi mereka menghadapi harga bensin rata-rata sekitar 3,04 dolar AS per galon, yang paling mahal sejak 2014.

Juga di Amerika Serikat, produksi minyak mentah melonjak 14,3 persen pada Maret menjadi 11,2 juta barel per hari, setelah terpukul oleh cuaca dingin pada Februari, kata pemerintah dalam laporan bulanan terbaru. Jumlah rig minyak, indikator awal produksi di waktu mendatang, telah meningkat selama sembilan bulan berturut-turut, menurut perusahaan jasa energi Baker Hughes.

Menyeimbangkan ekspektasi pemulihan permintaan terhadap kemungkinan peningkatan pasokan Iran, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, kemungkinan akan tetap berpegang pada langkah yang ada yaitu secara bertahap mengurangi pembatasan pasokan minyak pada pertemuan Selasa, 1 Juni 2021, kata sumber OPEC.

Baca Juga: Harga Minyak Naik karena Prospek Permintaan Menguat

Berita terkait

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

4 jam lalu

Timothy Ronald, Pemegang Saham Termuda Holywings Group

Bisnis dari Holywings Group tidak hanya mencakup beach club terbesar di dunia (Atlas) dan di Asia (H Club), tapi juga klub dan bar

Baca Selengkapnya

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

9 jam lalu

Pedagang Sembako Pasar Palmerah Keluhkan Harga Gula Pasir dan Sagu Naik

Selain gula pasir, bahan pokok lain yang dikeluhkan adalah keberadaan minyak kita yang hilang dari peredaran.

Baca Selengkapnya

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

1 hari lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

3 hari lalu

5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

3 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

3 hari lalu

YLKI: Pemerintah Mesti Lebih Tegas Menindak Pinjol Ilegal, hingga Mengusut Aliran Dana dan Investor

Satgas Pasti menemukan 537 entitas pinjol ilegal di sejumlah situs dan aplikasi sepanjang Februari hingga Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

4 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

4 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

4 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

5 hari lalu

Harga Saham Sentuh Titik Terendah, Presdir Unilever: Akan Membaik

Presdir Unilever Indonesia, Benjie Yap mengatakan salah satu hal yang penting bagi investor adalah fundamental bisnis.

Baca Selengkapnya