Harga Timah ICDX Capai Level Tertinggi dalam 10 Tahun Terakhir, Ini Sebabnya

Reporter

Caesar Akbar

Sabtu, 1 Mei 2021 17:01 WIB

Ilustrasi mata uang Rupiah. Brent Lewin/Bloomberg via Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Harga timah berhasil menyentuh rekor tertinggi US$ 32.400 per metrik ton dan merupakan harga tertinggi yang tercatat di Bursa timah ICDX sampai saat ini. Kepala logistik ICDX, Bambang, mengatakan hal ini mengukuhkan timah sebagai komoditas tidak tergantikan dan tidak terbarukan yang memiliki daya utilisasi tinggi.

Di sisi lain, fenomena ini juga menggambarkan ketergantungan dunia terhadap produksi timah Indonesia. Sebagai negara eksportir timah nomor satu di dunia, Indonesia dinilai akan menjadi poros timah dunia, juga sebagai referensi utama dalam perdagangan timah secara global.

Kenaikan signifikan harga timah juga berkaitan dengan kebutuhan dunia yang meningkat pesat sejalan dengan restriksi pandemi Covid 19. Pandemi mengakselerasi adaptasi manusia terhadap teknologi dan timah merupakan salah satu bahan esensial dalam produksi elektronik, industri otomotif elektrik dan energi terbarukan.

Menurut Bambang, kebutuhan yang terus meningkat ini tampaknya belum dapat dipenuhi secara maksimal mengingat volume total produksi timah Indonesia yang terbatas begitu pula dengan Cina.

“Indonesia berpotensi menjadi menjadi tulang punggung timah dunia di tahun ini, mengingat potensi timah dan kapasitas smelter Indonesia memungkinkan dapat memproduksi timah tujuan ekspor lebih tinggi lagi,” ujar Bambang, dalam keterangan tertulis, Sabtu, 1 Mei 2021.

Rendahnya stok timah global ini juga menjadi katalis rekor harga timah tertinggi ICDX dalam sepuluh tahun terakhir. Di sisi lain, Cina yang memiliki volume produksi timah yang besar juga menahan stok ekspornya yang secara langsung menambah urgensi akan timah semakin besar.
<!--more-->
“Harga tertinggi ini tentu menjadi bekal industri timah dalam negeri dalam meningkatkan posisi tawar ekspor timah Indonesia terhadap pasar global” kata Bambang.

Bambang menilai timah sebagai komoditas tak terbarukan ini akan menjadi sentral dalam ekonomi Indonesia. harga timah ICDX yang menyentuh level US$ 32.400 pekan ini lebih tinggi dari harga London Metal Exchange (LME) yang mencatatkan harga sebesar US$ 31.750 per metrik ton. Harga tersebut dalam beberapa minggu memperlihatkan kenaikan signifikan yang sebelumnya sempat menyentuh angka US$ 29.450 per metrik ton.

Timah yang diperdagangkan melalui ICDX berpotensi mencatatkan harga yang stabil di atas harga LME dikarenakan mutu dan kualitas timah dalam negeri lebih baik dibandingkan produsen lain di dunia.

“Hal ini diharapkan dapat mengakselerasi pertumbuhan industri timah domestik dan menambah devisa hasil ekspor dan royalti secara maksimal serta Indonesia menjadi poros dalam pengembangan teknologi dengan timah sebagai bahan baku esensial,” kata Bambang.

CAESAR AKBAR

Baca juga: DPR Minta PT Timah Kebut Hilirisasi Industri

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

33 menit lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

9 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

12 jam lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

12 jam lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

13 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

13 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

14 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

15 jam lalu

Harga Jagung Anjlok karena Panen Raya, Jokowi: Kurang Baik untuk Petani

Jokowi mengatakan panen raya jagung terjadi mulai dari Sumbawa Barat, Dompu, hingga Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

16 jam lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

17 jam lalu

Profil Hendry Lie, Bos Sriwijaya Air yang Ditetapkan Tersangka Kasus Timah

PT Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim pada 28 April 2003.

Baca Selengkapnya