Sri Mulyani Beberkan Data Penyaluran Bantuan Modal di Bali yang Masih Rendah

Kamis, 8 April 2021 14:05 WIB

Menkeu Sri Mulyani Indrawati memberikan pidato pada acara Mandiri Investment Forum 2020 Indonesia : Advancing Investment-Led Growth, di Jakarta, Rabu, 5 Februari 2020. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan penyaluran bantuan modal bagi pelaku usaha menengah besar (UMB) dan usaha mikro kecil (UMK) di Bali masih rendah. Program pemerintah yang menjadi salah satu upaya pemulihan ekonomi ini, kata dia, tidak sepenuhnya dirasakan pelaku usaha.

“Program pemerintah apakah dari sisi akses dan jangkauan, informasi, serta kemampuan untuk mengeksekusi belum bisa sepenuhnya bisa dirasakan pelaku ekonomi di Bali,” ujar Sri Mulyani dalam acara Bali Economic and Investment Forum 2021 yang digelar secara virtual, Kamis, 8 April 2021.

Sri Mulyani menjelaskan terdapat enam jenis bantuan yang disalurkan kepada UMK dan UMB selama pandemi. Menurut masing-masing jenis bantuannya, relaksasi atau penundaan pembayaran pinjaman seperti cicilan dan bunga hanya terserap 17,89 persen untuk UMK dan 20,86 persen untuk UMB. Padahal penyaluran bantuan modal dibutuhkan sebesar 59,09 persen untuk UMK dan 53,48 persen untuk UMB.

Selanjutnya, bantuan modal disebut hanya terserap sebesar 10,73 persen untuk UMK dan 7,49 persen untuk UMB. Seharusnya, tutur Sri Mulyani, bantuan ini mestinya penyaluran bantuan ini dibutuhkan sebesar 82,96 persen untuk UMK dan 54,1 persen untuk UMB.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Adapun realisasi bantuan penundaan pembayaran pajak terserap lebih rendah ketimbang kebutuhannya. Untuk UMK, relaksasi pembayaran pajak hanya tersalurkan sebesar 11,58 persen dan untuk UMB 22,46 persen. Sementara itu penyaluran yang dibutuhkan untuk UMK adalah sebesar 54,34 persen dan UMB 63,10 persen.

Kemudian, bantuan kemudahan administrasi pengajuan pinjaman tersalurkan sebesar 10,73 persen untuk UMK dan 6,42 persen untuk UMB. Angka ini lebih rendah dari yang dibutuhkan sebesaar 62,52 persen untuk UMK dan 46,52 persen untuk UMB.

Dari sisi keringanan tagihan listrik, bantuan untuk UMK tersalurkan hanya sebesar 12,95 persen. Sedangkan untuk UMB 9,09 persen. Penyaluran untuk subsidi ini di bawah angka yang dibutuhkan, yakni senilai 74,11 persen untuk UMK dan 74,33 persen untuk UMB.

Untuk bantuan pemasaran, kata Sri Mulyani, penyaluran kepada UMK baru terealiasi 8,86 persen dan UMB sebesar 5,35 persen. Dilihat dari angka yang dibutuhkan, bantuan pemasaran memerlukan penyaluran hingga 68,82 persen untuk UMK dan 66,84 persen untuk UMB.

Baca: Bappenas Sebut Swasta Boleh Undang Investor Asing Bangun Kawasan Ibu Kota Baru

Berita terkait

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

3 jam lalu

Jenis-Jenis Sumber Penerimaan Negara Indonesia, Mana yang Terbesar?

Berikut ini rincian tiga jenis sumber penerimaan utama negara Indonesia beserta jumlah pendapatannya pada 2023.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

12 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

14 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya