Terpopuler Bisnis: Saham Anthoni Salim, Kartu Prakerja dan Sri Mulyani

Reporter

Tempo.co

Rabu, 7 April 2021 06:00 WIB

(Kika) Direktur PT Indofoof Sukses Makmur Tbk Axton Salim, Direktur PT Indofoof Sukses Makmur Tbk Thomas Tjhie, Direktur Utama Direktur PT Indofoof Sukses Makmur Tbk Anthoni Salim, Direktur Direktur PT Indofoof Sukses Makmur Tbk Franciscus Welirang dan Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Taufik Wiraatmadja berbicang usai rapat umum pemegang saham tahunan di Indofood Tower, Jakarta, Jum'at (11/5). TEMPO/Agung Pambudhy

TEMPO.CO, Jakarta -Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang Selasa, 6 April 2021 dimulai dengan berkurangnya saham bos Indofood Anthoni Salim di Emtek seiring masuknya investor baru.

Lalu informasi tentang pencabutan kepesertaan sekitar 11 ribu penerima kartu prakerja karena mereka tidak membeli pelatihan pertama dalam waktu 30 hari sejak ditetapkan sebagai penerima kartu.

Adapula berita tentang 170 negara mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Berikut adalah ringkasan dari berita-berita tersebut.

1. Saham Bos Indofood Anthoni Salim di Emtek Berkurang Menjadi 8,38 Persen

PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. merampungkan aksi penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement senilai Rp 9,29 triliun. Kepemilikan Anthoni Salim di Emtek pun berkurang seiring dengan masuknya investor baru.

Advertising
Advertising

Di Grup Salim, Anthoni Salim menjadi Direktur Utama PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP).

Berdasarkan keterangan perseroan, emiten berkode saham EMTK itu telah melaksanakan private placement pada 31 Maret 2021. EMTK telah menerbitkan sebanyak 4,75 miliar saham baru dengan nominal Rp 20 per saham.

Setelah aksi itu total jumlah modal yang ditempatkan dan disetor berubah menjadi 61.197.518.483 atau 61,19 miliar lembar saham. Seiring dengan aksi private placement tersebut komposisi pemegang saham lainnya telah terdilusi.

Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->

2. Pemerintah Cabut Kepesertaan 11 Ribu Penerima Kartu Prakerja, Ini Sebabnya

Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja telah mencabut kepesertaan sekitar 11 ribu orang dari gelombang 12. Pencabutan itu dilakukan lantaran mereka tidak membeli pelatihan pertama dalam waktu 30 hari setelah ditetapkan sebagai penerima Kartu Prakerja.

"Hal ini sangat memprihatinkan karena banyak orang ingin bergabung tetapi tidak mendapat kesempatan, sementara mereka yang sudah terpilih malah menyia-nyiakan kesempatan untuk meningkatkan kompetensi sekaligus memperoleh bantuan sosial," ujar Head of Communications Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Louisa Tuhatu kepada awak media, Selasa, 6 April 2021.

Kartu Prakerja

Selanjutnya, Louisa mengingatkan tenggat waktu untuk membeli pelatihan pertama bagi peserta gelombang 13 adalah hari Kamis, 8 April, pukul 23.59 WIB. Saat ini manajemen memantau masih ada sekitar 12 ribu orang dari gelombang 13 yang belum membeli pelatihan pertama.

"Kami berharap mereka bisa memanfaatkan waktu yang masih tersisa ini untuk segera membeli pelatihan di tujuh platform digital," tutur Louisa.

Pemerintah sebelumnya menargetkan program Kartu Prakerja akan diberikan sebanyak 2,7 juta penerima pada semester I 2021. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan proses pendaftaran 2,7 juta penerima Kartu Prakerja tersebut diharapkan dapat selesai pada Maret 2021. Pemerintah pun menetapkan alokasi anggaran untuk Kartu Prakerja semester I 2021 sebesar Rp 10 triliun.

Baca berita selengkapnya di sini.<!--more-->

3. Sri Mulyani: 170 Negara Alami Kontraksi Ekonomi Terburuk Akibat Pandemi Covid-19

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan 170 negara mengalami kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. "Ini kondisi terburuk dalam 150 tahun terakhir. Itu studi bank dunia," ujar dia dalam webinar, Selasa, 6 April 2021.

Menurut dia, para ahli ekonomi harusnya bisa melihat statistik tersebut. Dengan 170 negara mengalami kontraksi, Sri Mulyani mengatakan Covid-19 memaksa semua negara untuk betul-betul memformulasikan kebijakan tak hanya di bidang ekonomi, namun juga kesehatan dan bahkan politik.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengunggah produk UMKM sambal andaliman dari Sumatera Utara. Instagram

Indonesia pun, kata Sri Mulyani, menjadi bagian dari negara-negara yang mengalami kontraksi akibat Covid-19. Pada kuartal II 2020, ekonomi Tanah Air mengalami kontraksi 5,3 persen atau yang terdalam sejak krisis keuangan Asia pada 1997-1998.

Untuk keseluruhan tahun, ekonomi Indonesia terkontraksi 2,07 persen. Kendati demikian, ia mengatakan negara-negara peers Indonesia di G20, Asean, dan OIC mengalami kontraksi yang lebih dalam.

"Kami memakai perbandingan karena kita tidak hidup sendiri. Kita pakai berbagai perbandingan, saya gunakan G20, Asean dan membandingkan juga dengan OIC, negara islam dunia supaya ada sense dimana kita berada," tutur Sri Mulyani.

Baca berita selengkapnya di sini.

CAESAR AKBAR | BISNIS.COM

Baca Juga: Bos Indofood Anthoni Salim Miliki 9,08 Persen Saham Emtek Senilai Rp12,4 Triliun

Berita terkait

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

1 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

3 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

13 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya