BNI Terbitkan Obligasi Global Rp 7,2 Triliun, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Kamis, 25 Maret 2021 16:16 WIB

Pegawai dan nasabah senantiasa menerapkan protokol kesehatan saat bertransaksi perbankan di Kantor Cabang BNI Singapura.

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI pada Selasa lalu, 23 Maret 2021, telah menyelesaikan roadshow dan pricing sehubungan dengan rencana penerbitan BNI Tier 2 Capital Bonds 2021 senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun (asumsi kurs Rp 14.425 per dolar AS).

Adapun penerbitan obligasi dengan bunga 3,75 persen per tahun itu merujuk pada ketentuan Regulation S (Reg S) berdasarkan US Securities Act, yang akan terdaftar di Singapore Stock Exchange.

Sekretaris Perusahaan BNI Mucharom menjelaskan, surat utang itu akan merupakan penerbitan pertama yang perseroan lakukan berdasarkan program Euro Medium Term Note (program EMTN) yang dibentuk pada 6 Mei 2020, kemudian diperbaharui pada 22 Maret 2021.

"Berdasarkan program EMTN, perseroan dapat menerbitkan surat utang secara bertahap dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya US$ 2 miliar," tulis Mucharom dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia pada Rabu, 24 Maret 2021.

Terkait dengan penerbitan surat utang dan pembaruan Program EMTN tersebut, BNI telah menandatangani dokumen-dokumen transaksi. Di antaranya Akta Trust yang Diubah dan Dinyatakan Kembali (Amended and Restated Trust Deed) dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, selaku Trustee pada tanggal 22 Maret 2021.

Advertising
Advertising

Berikutnya, Perjanjian Keagenan yang Diubah dan Dinyatakan Kembali (Amended and Restated Agency Agreement) dengan Trustee, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, selaku Agen Penerbit dan Pembayar, Agen Pengalihan dan Registrar, serta Agen Penghitungan, pada tanggal 22 Maret 2021.

<!--more-->

Selain itu, Perjanjian Penjual yang Diubah dan Dinyatakan Kembali (Amended and Restated Dealer Agreement) dengan Citigroup Global Markets Limited dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, selaku Arrangers dan Penjual pada tanggal 22 Maret 2021.

Lalu ada Perjanjian Pemesanan (Subscription Agreement) antara Citigroup Global Markets Limited dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited selaku manajer, tanggal 23 Maret 2021, dan Lembaran Tambahan Harga (Pricing Supplement) tanggal 23 Maret 2021.

"Dana hasil rencana penerbitan surat utang akan digunakan untuk keperluan pembiayaan dan pendanaan umum perseroan," tulis manajemen.

Adapun, pembentukan dan rencana penerbitan surat utang akan memberikan dampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan. Perseroan berencana untuk menyelesaikan penerbitan surat utang dalam jangka waktu 5 hari kerja setelah pricing, yaitu pada tanggal 30 Maret 2021.

Penawaran Surat Utang ini bukan merupakan penawaran umum di Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.

Rencana penerbitan Surat Utang BNI memiliki nilai kurang dari 20 persen ekuitas Perseroan. Hal ini didasarkan pada Laporan Keuangan Perseroan per tanggal 31 Desember 2020 yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (anggota dari Ernst & Young Global Limited) selaku auditor independen, dan karenanya bukan merupakan Transaksi Material sebagaimana Peraturan OJK No.17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha.

BISNIS

Baca: Laba Turun 78 Persen, BNI Kantongi Rp 3,3 Triliun pada Tahun 2020

Berita terkait

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

11 jam lalu

Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

Koalisi organisasi masyarakat sipil mendesak agar kalangan perbankan berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara.

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

2 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

5 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

5 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

8 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

9 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

10 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

10 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

11 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

11 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya