TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah pandemi Covid-19, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI meraup laba bersih sebesar Rp 3,3 triliun. Capaian laba ini turun drastis 78,54 persen dari tahun 2019 yang berada di angka Rp 15,38 triliun.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut pandemi ini memang telah berdampak pada banyak aspek bisnis. "Perbankan juga terkena imbasnya," kara dia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat, 29 Januari 2021.
Meski demikian, Royke menilai pengalaman sepanjang 2020 ini harus membuat perusahaan bisa lebih maju di tahun 2021. "Dengan membuat lompatan-lompatan bisnis," kata dia.
Sementara itu, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini merinci sejumlah indikator lain yang masih bisa tumbuh di tengah pandemi ini. Salah satunya penyaluran kredit sepanjang 2020 yang mencapai Rp 586,2 triliun.
Jumlah ini meningkat 5,3 persen persen (year-on-year/yoy). Secara jumlah, angkanya jauh lebih besar dari tahun 2019 yang hanya Rp 512,78 triliun. Tapi, pertumbuhan saat itu lebih tinggi yaitu 8,6 persne yoy.
Lalu pada 2020, Novita menyebut persero juga bisa melakukan optimalisasi komposisi aset dan liabilitas. Sehingga, kata dia, pengelolaan dana persero bisa lebih efektif.
Hasilnya, kata Novita, persero bisa menjaga Net Interest Margin (NIM) di level 4,5 persen. Walau, nilai ini sedikit lebih rendah dari tahun 2019 yang mencapai 4,92 persen.
BACA: BNI Genjot KPR Milenial, Bunga 4,74 Persen dan Ada Opsi Bayar Bunga Saja 2 Tahun
FAJAR PEBRIANTO