TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno meresmikan Creative Hub Semarang atau CHS. Peresmian tersebut juga didampingi oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen yang berlokasi di kawasan kotalama, pada Sabtu 13 Maret 2021.

Sandiaga Uno mengatakan bahwa Creative Hub Semarang merupakan kolaborasi antara komunitas Kota Semarang dan juga pemerintah di Jawa Tengah serta Kementerian Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif demi terciptanya peluang-peluang usaha, peluang kerja.

“Dengan adanya Creative Hub Semarang, kita ingin harapkan terciptanya peluang-peluang usaha dan peluang-peluang kerja” ungkap Sandi.

Selain itu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini juga menyampaikan harapannya agar produk-produk ekonomi kreatif ini harus juga bisa menghiasi desa-desa wisata yang berkelanjutan di seluruh wilayah jawa tengah.

“Saya hari ini melihat kreativitas dari muda-mudi terbaik Semarang dan Jawa Tengah untuk memastikan kebangkitan dari ekonomi kreatif ditengah pendemi” ungkap Sandi dalam akun twitter resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif @Kemenparekraf dalam video unggahannya yang berdurasi 1:42 menit.

Setelah meresmikan Creative Hub Semarang, Sandiaga Uno langsung meninjau Kampoeng Jadhoel yang terletak di RT 04/ RW 02 Kelurahan Semarang Timu, Semarang, Jawa Tengah.

Ia menjelaskan dalam postingannya di akun twitter resminya @sandiuno bahwa kampung Jadhoel ini berasal dari kata Kampoeng Jjah dan Dolan-dolan atau jalan-jalan. Selain itu terlihat juga ia didampingi oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, untuk berkeliling kampung yang bernama kampung Batik Tengah.

Kunjungan tersebut untuk melihat langsung aktivitas ekonomi kreatif mulai dari membatik hingga pengolahan aneka jajanan kampung.

“Dengan kolaborasi seluruh pihak, termasuk pemerintah daerah, kita hadirkan program yang akan menggerakkan perekonomian rakyat, membuka lapangan kerja seluas-luasnya” tulis Sandiaga Uno dalam postingannya.

SABAR ALIANSYAH PANJAITAN

Baca juga: Pengusaha Hotel Cerita ke Sandiaga Uno: Pandemi Lebih Parah dari Bom Bali