TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menceritakan kondisi sektor pariwisata Bali setelah satu tahun mengalami krisis karena pandemi Covid-19. Menurut Sandiaga, sejumlah pengusaha hingga pekerja hotel mengeluhkan kinerja sektor wisata yang amblas hingga berkepanjangan.
“Kalau saya bicara dengan pelaku usaha sampai pelayan hotel dan UMKM, (pandemi) ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dibandingkan (tragedi) Bom Bali I dan Bom Bali 2, ini jauh lebih parah,” kata Sandiaga dalam Live Instagram bersama Tempo, Senin, 15 Maret 2021.
Badan Pusat Statistik mencatat, sepanjang tahun 2020, angka kunjungan wisatawan asing (wisman) di Indonesia melorot sekitar 75 persen menjadi hanya 4,02 juta turis. Di Bali, anjloknya tingkat kunjungan wisman mendorong pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut terkontraksi hingga -9,31 persen secara akumulatif.
Sandiaga menyebutkan pemerintah mendorong pelbagai cara untuk membangkitkan pariwisata Bali. Salah satunya melalui program bekerja dari destinasi wisata atau work from destination untuk mendongkrak tingkat kunjungan wisatawan Nusantara.
Dalam jangka pendek, Sandiaga mengatakan industri pariwisata sangat mengandalkan kunjungan turis dalam negeri ketimbang wisatawan asing. “Work from Bali kita berpikirnya jadi lebih jernih karena udaranya fresh dan tentu alamnya indah. Kami undang teman-teman untuk support pemerintah membangkitkan ekonomi pariwisata,” kata dia.
Sedangkan dalam jangka menengah hingga panjang, pemerintah akan meningkatkan kunjungan wisman untuk memulihkan subsektor-subsektor yang terdampak, seperti akomodasi dan restoran. Saat ini, pemerintah tengah merampungkan rencana pembukaan gerbang pariwisata untuk turis asing dalam skema free covid corridor atau area bebas Covid-19.
“Ini harapan teman-teman pelaku usaha. Tapi tentu kami lakukan bertahap dengan memantau angka penularan dan parameter lain untuk mengkalibrasi kebijakan,” kata Sandiaga Uno.
Baca: Prabowo Usul ke Sandiaga Ada Wisata Berkuda di 5 Destinasi Prioritas