Mendag: Perdagangan Besar dan Eceran Alami Pelemahan Sepanjang 2020

Kamis, 4 Maret 2021 11:24 WIB

Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi. Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan secara umum sektor perdagangan besar dan eceran nasional pada 2020 mengalami pelemahan.

"Termasuk perdagangan kendaraan motor yang menjadi salah satu indikator transaksi perdagangan mengalami koreksi 3,72 persen," ujar Muhammad Lutfi dalam pembukaan Rapat Kerja Kementerian Perdagangan, Kamis, 4 Maret 2021.

Baca Juga: Harga Emas Antam Stabil di Rp 930 Ribu per Gram

Kendati demikian, menurut perhitungan lapangan usaha, Lutfi mengatakan sektor perdagangan masih mampu memberikan kontribusi sebesar Rp 1.995,4 triliun atau setara 12,93 persen dari Produk Domestik Bruto.

Sementara itu, berdasarkan pendekatan pengeluaran, nilai total barang dan jasa yang diperdagangkan, dicerminkan oleh nilai konsumsi masyarakat dalam negeri yang berkontribusi 58,97 persen dalam pendapatan nasional.

Advertising
Advertising

Adapun kontribusi ekspor barang dan jasa sebesar 17,17 persen disertai dengan impor sebesar 16,2 persen. "Ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia di 2020, Indonesia mencatatkan surplus neraca dagang sebesar US$ 21,7 miliar, meskipun surplus tersebut lebih dikarenakan nilai impor Indonesia yang turun lebih besar daripada ekspor," ujar dia.

Hal yang menjadi catatan menggembirakan dari perdagangan di tahun 2020, kata Lutfi, yaitu 81,2 persen dari total ekspor Indonesia adalah dalam bentuk industri primer dan produk manufaktur. Menurut dia, capaian itu menunjukkan transformasi nyata bahwa Indonesia telah menjadi kekuatan Industri dan tidak lagi hanya ekspor barang mentah dan setengah jadi.

"Pada 2020, ekspor Indonesia ke sejumlah kawasan tardisional dan non tradisional masih menunjukkan pertumbuhan dan itu ke Eropa Barat naik 17,07 persen, Amerika Utara naik 3,51 persen, Asia Timur naik 4,01 persen, Eropa Timur naik 9,99 persen, dan Afrika Timur naik 8,09 persen," ujar Lutfi.

Terkait kinerja perdagangan domestik, Lutfi berujar stabilitas bahan pokok tetap terjaga dengan tingkat inflasi bahan pangan dan gejolak volatile food 3,62 persen. Namun demikian, ia mengatakan perdagangan ritel yang didominasi UMKM dan sektor informasl mengalami tekanan yang cukup berat

"Ini akibat pandemi Covid-19 yang tercermin pada riil sales index pada Desember 2020 hanya mencapai indeks 190,1 atau koreksi 19,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya," tutur Lutfi.

Berita terkait

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

7 jam lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

1 hari lalu

Wamendag ke Mesir Bahas Perjanjian Dagang Bilateral di Tengah Kondisi Ekonomi Global yang Tidak Stabil

Pemerintah Indonesia terbuka terhadap pemanfaatan transaksi imbal dagang business-to-business (b-to-b).

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

1 hari lalu

Menko Airlangga Bahas Produk Susu dengan Menteri Perdagangan Inggris: RI akan Lakukan Deregulasi

Menko Airlangga menegaskan Indonesia tengah melakukan deregulasi yang menekankan mekanisme lebih mudah untuk pendaftaran produk susu dan turunannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya