Kendalikan Inflasi, Sri Mulyani Pantau Pasokan Bahan Pokok ke Daerah Bencana

Senin, 1 Februari 2021 21:21 WIB

Anggota Polri bersama Kodam Jaya mengangkut logistik bantuan kemanusiaan untuk korban Gempa Lombok di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu, 8 Agustus 2018. Logistik bantuan korban bencana yang dikirimkan berupa obat-obatan, bahan pangan, air bersih, dan pakaian. TEMPO/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bakal memastikan alur barang di wilayah terdampak bencana bergerak normal. Dengan demikian pasokan kebutuhan masyarakat bisa terpenuhi dan inflasi terkendali.

"Kalau suplai itu disrupsinya karena bencana alam. Kami akan segera make sure bahwa konektivitas jalan kembali, flow of goods terjadi," ujar Sri Mulyani dalam konferensi video, Senin, 1 Februari 2021.

Baca Juga: BPS: Cabai Rawit hingga Tarif Jalan Tol Penyebab Utama Inflasi Januari 2021

Ia memastikan pemerintah akan menjaga ketersediaan kebutuhan masyarakat, khususnya bahan makanan pokok seperti gula, minyak goreng, daging ayam, daging sapi, dan beras yang akan selalu dimonitor.

"Ini terutama menjelang puasa dan lebaran pasti intensitas koordinasi antara pemerintah dan Bank Indonesia akan kita pererat lagi untuk menjaga dari sisi antisipasi suplai sidenya," tutur dia.

Senada, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo berujar gangguan suplai banyak berkaitan dengan adanya musibah di berbagai daerah, seperti gempa dan banjir. Bencana tersebut, menurut dia, mengganggu produksi, juga pasokan barang kepada masyarakat.

Advertising
Advertising

"Tapi secara keseluruhan kita lihat tekanan inflasi dari permintaan dan penawaran secara nasional. Itu memang kita lihat adalah dari atau komponen inflasi yang disebut core inflasi. Inflasi inti 0,14 persen," ujar dia. Secara nasional, apabila membandingkan produksi nasional dengan permintaan, kata dia, masih jauh memenuhi. Sehingga, inflasi inti masih rendah.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat inflasi pada 2021 sebesar 0,26 persen. Hal itu berdasarkan survei di 90 kota pemantauan BPS.

"Dengan nilai inflasi 0,26 persen, maka tingkat inflasi dari tahun ke tahun atau Januari 2021 ke Januari 2020 sebesar 1,55 persen," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam siaran virtual, Senin, 1 Februari 2021.

Menurutnya, dampak pandemi Covid-19 masih membayang-bayangi perekonomian di berbagai negara termasuk Indonesia. Dia mengatakan selama pandemi mobilitas berkurang, roda ekonomi bergerak lambat yang berpengaruh pada pendapatan dan lemahnya permintaan masyarakat.

Dia menuturkan dari 90 kota pemantauan, kata dia, 75 kota terjadi inflasi dan 15 kota terjadi deflasi.

CAESAR AKBAR | HENDARTYO HANGGI

Berita terkait

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

1 menit lalu

Kemendikbud Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Sejumlah Daerah Terdampak Bencana

Bencana alam melanda sejumlah wilayah di Tanah Air dalam sebulan terakhir.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

4 jam lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

1 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

1 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

2 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

2 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

3 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

3 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya