TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik atau BPS Suhariyanto mengatakan penyebab inflasi Januari 2021 adalah kenaikan harga cabai rawit, ikan segar, tempe, tahu, dan tarif jalan tol.
"Sementara menurut komponen inflasi Januari 2021 sebesar 0,26 persen terjadi terutama didorong harga-harga yang bergejolak atau volatile price," kata Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Senin, 1 Februari 2021.
Dia mengatakan inflasi inti 0,14 persen, lebih tinggi dari Desember 2020. Namun, secara tahunan inflasi inti melemah jadi 1,56 persen dari Desember 2020 sebesar 1,60 persen.
"Inflasi inti mengalami perlambatan yang menandakan permintaan domestik memang masih lemah," ujarnya. Sementara penekan inflasi bulan lalu yaitu penurunan tarif angkutan udara, telur ayam ras, dan bawang merah.
Adapun inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,81 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,15 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,19 persen.
Sedangkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,05 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,04 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,33 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,23 persen.
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok transportasi sebesar 0,30 persen.
Berdasarkan data BPS, tingkat inflasi tahun kalender Januari hingga Januari 2021 sebesar 0,26 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun atau Januari 2021 terhadap Januari 2020 sebesar 1,55 persen.
BACA: Sensus Penduduk 2020, BPS: Generasi Z dan Milenial Dominasi Jumlah Penduduk RI
HENDARTYO HANGGI