Mari Pangestu Sebut Krisis Akibat Pandemi Covid-19 Bisa Terasa hingga 10 Tahun

Sabtu, 30 Januari 2021 12:42 WIB

Presiden Grup Bank Dunia David Malpass mengumumkan penunjukan Mari Elka Pangestu sebagai Direktur Pelaksana Kebijakan dan Pembangunan Bank Dunia. Pengumuman itu dirilis secara resmi di www.worldbank.org pada Jumat, 10 Januari 2020. Dok. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengatakan krisis ekonomi karena pandemi Covid-19 tercatat menjadi yang paling parah sejak Perang Dunia II. Dampak krisis ini, menurut Mari Pangestu, bahkan bisa dirasakan sampai sepuluh tahun mendatang, khususnya bagi negara-negara berkembang.

“Akan berlangsung sepuluh tahun kalau negara-negara tidak melakukan perubahan dari sisi kebijakan atau recovery investment,” ujar Mari dalam diskusi bersama Ikatan Alumni Universitas Indonesia atau ILUNI UI, Sabtu, 30 Januari 2021.

Di negara-negara berkembang tersebut, ekonomi selama sepuluh tahun atau 2020-2029 diperkirakan bakal tumbuh di bawah posisi 2010-2019. Untuk Asia Timur dan Pasifik, misalnya, baseline pertumbuhan ekonomi akan berkisar 5-6 persen sampai 2029. Angka ini lebih rendah hingga 3 persen di bawah pertumbuhan 2010-2019.

Adapun Bank Dunia telah membuat baseline prediksi pertumbuhan ekonomi secara global pada 2020 dan 2021. Berdasarkan baseline ini, pertumbuhan ekonomi global pada 2020 akan terkontraksi hingga -4 persen. Kemudian pada 2021, ekonomi negara-negara di dunia diproyeksikan tumbuh 4 persen seumpama tidak terjadi gelombang pandemi lanjutan.

Sejumlah lembaga internasional pun memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 sebesar 4 persen atau setara rata-rata pertumbuhan ekonomi global. IMF, misalnya, memperkirakan Indonesia tumbuh 4,8 persen pada 2021. Karena itu, Mari menyebut pertumbuhan harus didorong menjadi 5-6 persen agar posisinya tidak berada di bawah rata-rata baseline pertumbuhan negara berkembang.

Advertising
Advertising

“Jika kita tumbuh 1 persen di bawah rata-rata (baseline pertumbuhan ekonomi negara berkembang), ini akan memperlambat peningkatan income per kapita,” tutur Mari. Mari mengatakan Indonesia harus mendorong laju investasi dan melakukan transformasi ekonomi.

<!--more-->

Berkaca pada krisis moneter pada 1998, Indonesia memerlukan 3-5 tahun masa pemulihan. Selama beberapa tahun ini, pertumbuhan ekonomi pun nihil. Karena itu, kata Mari, negara perlu melakukan beberapa langkah.

“Kita harus tetap menangani pandemi dan mengantisipasi the next pandemi dan the next shock, dan gimana kita menangani vaksin dari masalah global dengan kompleksitasnya,” ujar Mari.

Selanjutnya, negara tetap harus melindungi kelompok miskin dan tidak berdaya melalui stimuls bantuan langsung tunai atau BLT serta melakukan rescue atau antisipasi terhadap perusahaan maupun perbankan. “Perlu asistensi kepada perusahaan atau perbankan tapi bulan me-rescue yang zombie,” katanya.

Kemudian, ia memandang perlunya dorongan agregat permintaan agar konsumsi tetap terjaga dan memperbaiki struktur finansial supaya investasi masuk. Mari mengatakan kebijakan anyar yang tertuang dalam Omnibus Law harus bisa menarik investor masuk ke Indonesia.

“Selanjutnya bagaimana kita lakukan kerja sama global terkait perdagangan, finance, dan lain-lain serta mengatasi dampak perubahan iklim,” tutur Mari Pangestu.

Baca: Bank Dunia: Negara Berkembang di Asia Timur dan Pasifik Tumbuh Tertinggi di 2021

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

4 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

9 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

11 hari lalu

Sri Mulyani Bertemu Managing Director IFC, Apa Saja yang Dibicarakan?

Sri Mulyani melakukan pertemuan bilateral dengan Managing Director IFC Makhtar Diop di Washington DC, Amerika Serikat. Apa saja yang dibicarakan?

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

11 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya