Sri Mulyani Klaim RI Diuntungkan karena Imbal Hasil Surat Utang Terus Turun

Rabu, 27 Januari 2021 15:01 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani membetulkan posisi kacamatanya saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bunga yang dibayarkan Indonesia terhadap surat utang dalam bentuk mata uang rupiah bertenor 10 tahun, turun atau semakin rendah dan kini mencapai 16,99 persen. Hal itu karena imbal hasil dari surat berharga negara dalam bentuk mata uang rupiah bertenor 10 tahun turun hingga akhir 2020.

"Itu artinya membaik, price-nya tinggi, yield-nya turun, jadi bunga yang kita bayar lebih rendah," kata Sri Mulyani rapat dengan Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat secara virtual, Rabu, 27 Januari 2021.

Dibanding dengan Thailand yang imbal hasil surat utangnya hanya turun 10,66 persen, menurut dia, Indonesia lebih baik. Begitu juga bila ketimbang India yang yield obligasinya turun 9,78 persen, imbal hasil surat utang Indonesia jauh lebih baik. Begitu juga ketika dibandingkan dengan Rusia yang imbal hasil surat utangnya turun 7 persen.

Sementara itu, Brasil justru imbal hasil surat utang naik sebesar 1,81 persen. Begitu juga Korea Selatan dan Turki masing-masing naik sebesar 2,92 persen dan 5,39 persen.

"Apalagi dibanding Brasil yang kondisi keuangannya sekarang tidak bagus bahkan Korsel dan Turki yang situasi ekonominya tidak terlalu baik," kata dia.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Sedangkan jika dibandingkan Filipina, penurunan imbal hasil surat berharga negaranya jauh lebih rendah, karena yield dari surat utang Filipina turun hingga 35,11 persen pada 2020. Sedangkan Meksiko turun 19,65 persen dan Malaysia mencapai minus 19,06 persen.

Adapun imbal hasil untuk surat berharga dalam bentuk dolar Amerika Serikat bertenor 10 tahun, Sri Mulyani, penurunannya jauh lebih baik, yaitu mencapai 30,3 persen.

Penurunan itu jauh lebih baik dari penurunan imbal hasil surat utang Meksiko dalam bentuk dolar yang sebesar 17,1 persen, Brasil 12,8 persen dan Turki yang turun hanya 11,7 persen.

"Menunjukkan kinerja yang sangat baik, menurun hingga 30 persen bahkan lebih baik dari Meksiko, Brasil dan lagi-lagi Turki yang kondisi ekonominya tidak lebih baik dari kita," kata Sri Mulyani.

Baca: Sri Mulyani: LPI Setor Dividen ke Pemerintah Maksimum 30 Persen

Berita terkait

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

57 menit lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

1 jam lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

2 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

2 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

3 hari lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

4 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

4 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya