Realisasi Investasi Kuartal IV 2020 Naik Jadi Rp 214,7 T, Modal Asing Rp 111,1 T
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Kodrat Setiawan
Senin, 25 Januari 2021 14:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM mencatat total realisasi investasi pada kuartal IV mencapai Rp 214,7 triliun. Angka ini tumbuh tipis secara year on year sebesar 3,1 persen.
“Ini sudah barang tentu naik 2,7 persen dari kuartal III maupun naik pada periode yang sama tahun lalu,” ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers pada Senin, 25 Januari 2021.
Total pencapaian investasi pada kuartal terakhir 2020 ditopang penanaman modal asing atau PMA sebesar 51,7 persen dengan nilai Rp 111,1 triliun. Capaian investasi asing pada kuartal ini meningkat 5,5 persen ketimbang 2019.
Menurut data BKPM, negara sumber investasi asing terbesar tercatat berasal dari Singapura sebesar US$ 2,6 miliar. Kemudian berturut-turut sumber asal modal asing ditempati oleh Cina di posisi kedua sebesar US$ 1,3 miliar; Hong Kong US$ 1,1 miliar; Korea Selatan US$ 0,7 miliar; dan Jepang US$ 0,5 miliar.
Sedangkan penanaman modal dalam negeri atau PMDN tercatat sebesar 103,6 triliun atau 48,3 persen. Capaian PMDN juga naik ketimbang tahun lalu sebesar 0,7 persen.
Total realisasi investasi pada kuartal IV berdampak pada penyerapan tenaga kerja sebanyak 294.780 orang. Berdasarkan sebaran bidangnya, investasi mayoritas dibenamkan di sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi sebesar 36,4 triliun. Kemudian di sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp 29 triliun.
<!--more-->
Selanjutnya, investasi di sektor logam dasar, barang logam, bukan mesin, dan peralatannya sebesar Rp 25 triliun. Adapun investasi di sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran tercatat sebesar Rp 22,1 triliun. Terakhir, investasi di sektor konstruksi sebesar 19,8 triliun.
Bahlil menjelaskan, Jawa Barat masih menempati daerah pertama dengan capaian investasi terbesar mencapai Rp 120,4 triliun. Namun secara akumulatif, realisasi investasi lebih besar dibenamkan di luar Jawa, yaitu mencapai Rp 113,3 triliun.
“Untuk investasi di Pulau Jawa menurun 3 persen secara year on year menjadi 101,4 triliun atau 47,2 persen,” ujar Bahlil.
Menurut dia, meningkatnya realisasi investasi di luar Pulau Jawa menunjukkan bahwa langkah pemerintah untuk memeratakan infrastruktur telah berhasil menggaet investor. “Karena salah satu syarat investor melakukan investasi adalah infrastrukturnya memadai,” ujar Bahlil.
FRANCISCA CHRISTY ROSANA
Baca juga: Bank Indonesia: 2021, Modal Asing Masuk RI USD 5,1 Miliar hingga 19 Januari