Bukan Asing, Sri Mulyani Sebut Obligasi Negara Banyak Dibeli Ibu-ibu

Selasa, 22 Desember 2020 13:51 WIB

Ketua DPR Puan Maharani berbincang dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani usai penyerahan surat presiden dan draf RUU Omnibus Law Cipta Kerja kepada Ketua DPR Puan Maharani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, 12 Februari 2020. Pemerintah mencantumkan tawaran bonus sebesar lima kali gaji untuk buruh dalam draf omnibus law Rancangan Undang-undang Cipta Kerja. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan sebagian besar surat utang negara diterbitkan di dalam negeri. Mayoritas pembeli instrumen investasi tersebut pun diklaim merupakan kalangan ibu-ibu.

Pernyataan Sri Mulyani ini sekaligus mematahkan anggapan bahwa pemerintah lebih banyak berutang kepada asing untuk membiayai APBN. Hingga kini, pemerintah telah menerbitkan surat utang retail sebesar Rp 80 triliun.

“Sebesar 56 persen surat obligasi negara yang dikeluarkan (negara) dibeli oleh ibu-ibu. Ini lebih banyak dari laki-laki. Generasi milenial juga membeli obligasi negara,” ujar Sri Mulyani dalam Outlook Perekonomian Indonesia pada Selasa, 22 Desember 2020.

Meski demikian, Sri Mulyani mengakui pembiayaan APBN harus ditutup dengan surat utang karena kondisi yang dihadapi negara tidak biasa. Dalam kondisi pandemi, penerimaan negara berkurang lantaran pendapatan pajak melorot tajam. Padahal pajak merupakan sumber utama bagi pendapatan.

Di saat bersamaan, harga komoditas melorot sehingga penerimaan negara tak sebesar masa normal. Di sisi lain, negara harus mengeluarkan belanja lebih besar, khususnya untuk penanganan Covid-19.

Advertising
Advertising

Selama pandemi, negara menganggarkan dana penanganan Covid-19 sebesar Rp 695,2 triliun. Dari pagu tersebut, Rp 99,5 triliun di antaranya dialokasikan untuk penanganan kesehatan. Sedangkan dana perlindungan sosial dianggarkan sebesar Rp 280,21 triliun.

<!--more-->

Sisanya, anggaran penanganan Covid-19 dikucurkan untuk kebutuhan lain, seperti kebutuhan sektoral kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah. Pemerintah juga memberikan stimulus pembiayaan untuk UMKM dan korporasi agar dapat bertahan di masa pandemi.

Maka untuk menutupi defisit APBN, pemerintah harus mengambil langkah strategis seperti burden sharing atau pembagian beban melalui kerja sama antara Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia serta penerbitan surat utang. Sri Mulyani memastikan pengelolaan utang negara akan dilakukan secara hati-hati dan bijaksana.

Baca: Sri Mulyani Lanjutkan Subsidi Internet bagi Siswa dan Guru pada 2021

FRANCISCA CHRISTY ROSANA

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

22 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

4 hari lalu

Turunnya Penerimaan Pajak Berdampak pada Defisit APBN

Jika penerimaan pajak terus anjlok di tengah melesatnya belanja negara, defisit APBN bisa membengkak.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

6 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya