Neraca Perdagangan November 2020 Diprediksi Surplus

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 13 Desember 2020 17:37 WIB

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Neraca perdagangan pada November 2020 diperkirakan surplus. Kepala Ekonom Bank Danamon Wisnu Wardhana memperkirakan neraca dagang akan mengalami surplus sebesar US$ 2,37 miliar pada November 2020, dikarenakan impor yang masih terkontraksi lebih dalam dibandingkan dengan ekspor.

Dia memproyeksi ekspor pada November 2020 akan terkontraksi -2,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan -3,3 persen jika dibandingkan dengan Oktober 2020 atau secara bulanan (month-to-month/mtm).

Wisnu mengatakan kinerja ekspor tersebut membaik, didukung oleh permintaan yang lebih tinggi untuk batu bara dan CPO. Permintaan CPO ini meningkat dari Cina dan India.

Hal ini juga didukung oleh pemotongan bea masuk CPO di India, dari 37,5 persen menjadi 27,5 persen, bahkan lebih rendah dari bea masuk untuk minyak kedelai dan minyak bunga matahari yang sebesar 35 persen.

Di sisi penawaran, terjadi lonjakan harga CPO pada November 2020, yang disebabkan oleh pengetatan pasokan karena Pemerintah meningkatkan dana pengumpulan ekspor CPO di tengah permintaan global yang membaik.

"Selain itu, pemulihan ekonomi China yang tepat telah memicu lebih banyak permintaan CPO dan batu bara dari Indonesia di bulan November," katanya kepada Bisnis, Minggu, 13 Desember 2020.
<!--more-->
Sementara, Wisnu memperkirakan impor masih akan terkontraksi -26,3 persen yoy dan -26,9 persen secara mtm.

Hal ini dikarenakan permintaan domestik yang masih lemah pada November 2020, meski terdapat momentum Natal dan baru di akhir tahun ini. Permintaan yang lemah juga tercermin dari inflasi inti yang pada November 2020 tercatat sebesar 0,06 persen mtm.

"Karenanya, perayaan akhir tahun tidak akan menjadi pendorong impor seperti dulu," katanya.

Meskipun demikian, Wisnu mengatakan kegiatan usaha sedikit menunjukkan peningkatan, terindikasi dari PMI Manufaktur pada November 2020 meningkat menjadi 50,6.

Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan surplus neraca dagang November 2020 akan sebesar US$ 2,5 miliar. David memperkirakan kinerja ekspor akan mengalami pertumbuhan yang positif, sebesar 2,12 persen yoy, didorong oleh kenaikan harga komoditas terutama CPO dan mineral.

"Ekspor diperkirakan mulai meningkat seiring dengan kenaikan harga komoditas," jelasnya.

Sementara, dia memperkirakan impor akan terkontraksi sebesar -24,01 persen yoy dikarenakan permintaan yang belum melonjak signifikan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

"Secara mtm [permintaan] diperkirakan naik. Memang diharapkan ada dorongan pengaruh musiman peningkatan permintaan domestik akhir tahun," katanya.

BISNIS

Baca juga: Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Permintaan Domestik Belum Kuat

Berita terkait

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

1 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

1 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

1 hari lalu

Amnesty International Temukan Pasokan Teknologi Pengawasan dan Spyware Masif ke Indonesia

Amnesty International menyiarkan temuan adanya jaringan ekspor spyware dan pengawasan ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

2 hari lalu

GAPKI Sebut Kinerja Ekspor Sawit Turun, Ini Penyebabnya

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mengatakan kinerja ekspor sawit mengalami penurunan. Ini penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

2 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

3 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

3 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya