PHRI hingga Agen Wisata Bidik Potensi Pendapatan dari Libur Akhir Tahun
Reporter
Vindry Florentin
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Jumat, 4 Desember 2020 10:13 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaku usaha sektor pariwisata menaruh harapan besar pada libur akhir tahun mendatang. Sejumlah strategi dilakukan untuk mengoptimalkan pendapatan dari momen tersebut. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran menyatakan libur panjang mampu meningkatkan okupansi kamar.
Dia mencontohkan, saat libur Maulid Nabi Muhammad SAW pada akhir Oktober lalu terjadi kenaikan tingkat keterisian kamar hingga 50 persen. Sejak pandemi merebak, rata-rata okupansi kamar hotel hanya mencapai kisaran 30 persen.
"Survey di 26 PHRI menunjukkan ada kenaikan okupansi sekitar 20 persen selama long weekend saja," katanya kepada Tempo, Kamis 3 Desember 2020.
Dengan tren tersebut, dia menyayangkan keputusan pemerintah memangkas libur panjang akhir tahun nanti. Menurut dia para pengusaha hotel telah berupaya untuk memastikan kunjungan mengikut protokol kesehatan. Salah satunya dengan mengurus sertifikat kesehatan dan kebersihan di Kementerian Pariwisata.
Setiap perusahaan akan diperiksa oleh auditor independen untuk memastikan layanan yang diberikan sesuai dengan protokol kesehatan. Selain hotel, sertifikat ini juga diberikan kepada restoran, pondok wisata, desa wisata, serta jasa wisata seperti arung jeram dan menyelam.
<!--more-->
Platform multi-brand perhotelan dan akomodasi RedDoorz misalnya telah meluncurkan program HygienePass sejak Juli lalu. Program tersebut berupa sertifikasi untuk akomodasi dan mitra properti perusahaan yang diluncurkan atas kerja sama Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia dalam menciptakan standar baru protokol keamanan dan kebersihan yang baru.
Saat ini sudah ada lebih dari 700 mitra properti RedDoorz tersertifikasi HygienePass. Country Marketing Director RedDoorz Indonesia, Sandy Maulana, mengatakan lebih dari setengah juta tamu telah menginap di properti tersebut.
Sandy menuturkan program itu disusun untuk membangun kepercayaan pelancong. “Kami sangat paham dengan permasalahan masyarakat yang ingin berlibur, tetapi sulit untuk percaya dengan ketersediaan akomodasi yang mempunyai tempat yang bersih dan aman, terutama selama pandemi," katanya.
Untuk menarik minat yang lebih tinggi, RedDoorz pun memberikan promo berupa diskon kamar sampai 30 persen, Flash Sale 40 persen, dan Crazy Flash Sale sebesar Rp 12.000 untuk masa booking 12-13 Desember dan masa menginap hingga 31 Januari 2021. Sandy menuturkan akan ada 12 kamar gratis untuk 12 orang pelanggan yang beruntung.
Pemerintah memutuskan memangkas libur panjang akhir Desember 2020. Berdasarkan Surat Keputusan Bersama tiga menteri pada 20 Mei lalu, libur cuti bersama Hari Raya Idul Fitri ditetapkan tanggal 28-31 Desember. Namun pemerintah mengurangi libur tersebut menjadi hanya satu hari saja karena tingginya jumlah kasus Covid-19.
<!--more-->
"Tanggal 28, 29 dan 30 Desember 2020 tidak libur, tetap kerja seperti biasa," ujar Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia Pauline Suharno menuturkan libur panjang akhir tahun berpotensi meningkatkan perjalanan wisata. Meskipun kini agen wisata tak banyak menikmatinya. "Pola bepergian telah berubah selama pandemi, lebih banyak yang melakukan road trip dan memilih staycation, yang tidak perlu melibatkan travel agent," tuturnya.
Namun para agen wisata tak hilang akal mengoptimalkan potensi pendapatan dari libur akhir tahun. Pauline menuturkan, anggotanya banyak menawarkan paket promosi dengan menggandeng platform digital untuk pemesanan tiket terkait wisata. Mereka juga membuka jasa titip oleh-oleh khas daerah wisata.
Cara lain mencari cuan dilakukan dengan menghadirkan tur secara virtual. Pauline menuturkan, agen wisata bekerja sama dengan pemandu wisata di sejumlah negara untuk menyajikan perjalanan wisata secara dalam jaringan. Di sana pelancong bisa berinteraksi secara langsung dengan pemandu setelah memesan tiket seharga Rp 50-70 ribu. "Cukup banyak peminatnya," kata Pauline.
Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata, Budijanto Ardijansjah, mengatakan libur panjang mampu menstimulus masyarakat untuk melakukan perjalanan wisata. "Tentu dengan pengawasan yang ketat dari pemerintah," ujarnya. Dengan begitu sektor pariwisata segera pulih dan para agen wisata mampu bangkit.
Baca: Okupansi Hotel di Jawa pada Libur Akhir Tahun Diprediksi 80 Persen
EGI ADYATAMA | VINDRY FLORENTIN