Kisah Nasabah Bumiputera Harus Utang Sana Sini Demi Kuliah Anak

Kamis, 3 Desember 2020 19:44 WIB

Sejumlah nasabah PT Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 menggelar aksi menuntut pembayaran klaim di depan Kantor Wisma Bumiputera, Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Rintik hujan di pagi hari tadi tidak memupuskan semangat pemegang polis AJB Bumiputera 1912 untuk menuntut hak pembayaran yang bertahun-tahun tidak kunjung cair.

Sejak beberapa bulan belakangan, sedikitnya empat kali pemegang polis Bumiputera menggelar unjuk rasa meminta duitnya kembali. Eni Nuraeni, 54 tahun, menjadi satu dari puluhan nasabah yang ikut turun aksi di depan Wisma Bumiputera, Kamis, 3 Desember 2020.

Eni memutuskan ikut berdemo lantaran sudah beberapa kali hanya menerima janji-janji pembayaran dari pihak Bumiputera. "Jadi setiap saya datang (ke Kantor Bumiputera) hanya dijanjikan tunggu tiga bulan, empat bulan, dan seterusnya, tapiu sampai detik ini nol rupiah," ujar ibu dua anak tersebut dijumpai di lokasi aksi.

Padahal, selama ini perempuan yang berdomisili di Bintaro itu mengaku sudah taat membayar premi untuk program beasiswa berencana. Ia ikut program tersebut agar ada jaminan biaya pendidikan anaknya saat masuk kuliah.

Eni mulai membeli produk asuransi pendidikan tersebut pada tahun 1998, saat anak keduanya lahir. Setiap bulan, wanita yang bekerja sebagai pegawai swasta itu sudah membayar premi sekitar Rp 200-300 ribu dengan cara transfer. Rutinitas itu terus ia lakukan selama 19 tahun hingga 2017 lalu kontraknya habis.

Sesuai kontrak, semestinya Eni menerima pencairan dana sebesar Rp 36 juta tepat saat anaknya akan masuk ke universitas. Namun, sepanjang tahun itu ia tidak sekali pun mendapat kabar dari Bumiputera. Ia akhirnya menghubungi perseroan pada Juni 2018 untuk menagih pencairan.

Hingga kini, janji jaminan biaya pendidikan untuk anaknya itu ternyata tak kunjung jadi kenyataan. "Ternyata enggak cair, jadi saya terpaksa pinjam sana sini untuk membiayai anak kuliah. Padahal programnya kan untuk SD, SMP, SMA, lalu masuk kuliah habis kontrak," tutur Eni.

<!--more-->

Saat anaknya masuk SD hingga SMA, Eni mengaku masih mendapat pencairan sekitar Rp 1 juta hingga Rp 2 juta. "Untuk kuliah anak, saya terpaksa utang karena mengandalkan uang dari Bumiputera tidak cair-cair, kampus mana mengerti menunggu."

Untuk menagih pencairan dana tersebut, Eni mengaku sudah bolak balik ke kantor Bumiputera. Mulai dari kantor cabang di Bintaro, kantor di Jalan Wolter Monginsidi, Jakarta; hingga ke Kantor Pusat Bumiputera. Dari kantor pusat, ia kembali dipingpong ke kantor cabang.

"Katanya tunggu tiga bulan, setelah tiga bulan tidak ada hasil, saya kembali lagi. Katanya tunggu empat bulan lagi, dan seterusnya," ucap Eni. Ia lalu diminta ke kantor cabang dan kantor Wolter Monginsidi. "Di sana, saya dijanjikan dua bulan lagi akan dibayar. Setelah ketemu lagi, saya disuruh ke pusat. Setelah dari pusat, disuruh lagi ke cabang."

Ujung-ujungnya, Eni dan puluhan nasabah lainnya pun akhirnya memutuskan untuk memilih aksi massa demi menuntut pembayaran klaim asuransi mereka. Pada aksi hari ini, perwakilan nasabah korban gagal bayar AJB Bumiputera akhirnya diterima oleh perwakilan perusahaan setelah mereka menggelar aksi unjuk rasa di Wisma Bumiputera, Jakarta Pusat, Kamis, 3 Desember 2020.

Mereka ditemui oleh Sekretaris Ketua Badan Perwakilan Anggota (BPA) Bumiputera Nurhasanah, Direktur SDM Dena Chaerudin, sekretaris direksi, dan Asisten Direktur Pemasaran Jaka Irwanta.

Koordinator Nasabah Korban Gagal Bayar Bumiputera di Jabodetabek dan Jawa Barat Fien Mangiri mengatakan bahwa dalam pertemuan tersebut, perseroan menjanjikan pencairan klaim nasabah berstatus habis kontrak (HK) dengan nilai di bawah Rp 10 juta, status HK dana kelangsungan belajar (DKB) atau meninggal dunia, dan polis berstatus paling lama.

"Kami memberikan waktu satu pekan untuk realisasi komitmen tersebut," ujar Fien dalam keterangan pers, Kamis, 3 Desember 2020. Ia mengatakan hingga kini kelompoknya memiliki anggota dengan jumlah 500 polis dan nilai tunai Rp 15 miliar.

Baca: Klaim Tak Kunjung Dibayar, Nasabah Bumiputera Cerita 17 Tahun Tertib Bayar Polis

Berita terkait

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

5 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

6 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

7 hari lalu

Kinerja Keuangan Dinilai Baik, Bank DBS Raih 2 Peringkat dari Fitch Ratings Indonesia

Bank DBS Indonesia meraih peringkat AAA National Long-Term Rating dan National Short-Term Rating of F1+ dari Fitch Ratings Indonesia atas kinerja keuangan yang baik.

Baca Selengkapnya

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

7 hari lalu

Dagang Sapi Kabinet Prabowo

Partai politik pendukung Prabowo-Gibran dalam pemilihan presiden mendapat jatah menteri berbeda-beda di kabinet Prabowo mendatang.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

8 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

9 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

9 hari lalu

PT PundiKas Indonesia Bantah Telah Menjebak dan Meneror Nasabah karena Pinjol

PT PundiKas Indonesia, layanan pinjaman dana online atau pinjol, membantah institusinya telah menjebak nasabah dengan mentransfer tanpa persetujuan.

Baca Selengkapnya

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

10 hari lalu

Seorang Istri jadi Korban KDRT Suaminya Karena Tak Berikan Data KTP Untuk Pinjol

Seorang menjadi korban KDRT karena tidak memberikan data KTP untuk pinjaman online.

Baca Selengkapnya

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

12 hari lalu

Banyak dibutuhkan di Bidang Asuransi, Mengenal Profesi Aktuaris

Menjadi seorang aktuaris memang tidak mudah karena dalam pekerjaannya mengaplikasikan beberapa ilmu sekaligus seperti matematika hingga statistika.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

13 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya