Pemegang Izin Ekspor Benih Lobster, Mulai dari Yayasan Kemenhan hingga Inkoppol

Sabtu, 28 November 2020 17:35 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo bersama tersangka pada konferensi pers penetapan tersangka kasus dugaan korupsi ekspor benih lobster di Gedung KPK, Jakarta, Kamis dini hari, 26 November 2020. KPK menetapkan tujuh tersangka dalam kasus korupsi tersebut dari 17 orang yang sempat ditahan. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta – Sebanyak 65 perusahaan telah mengantongi izin ekspor benih bening lobster hingga November 2020. Di antara puluhan badan usaha itu, ada nama PT Agro Industri Nasional yang dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan Kementerian Pertahanan atau Kemenhan.

Agro Industri merupakan satu dari 31 perusahaan yang sudah memperoleh legalisasi ekspor benur dari Kementerian Kelautan dan Perikanan sejak Juli 2020 lalu. Berdasarkan informasi akta perusahaan, Agro Industri beralamat di Jalan Medan Merdeka 13-14.

Alamat ini sama dengan lokasi Kantor Kementerian Pertahanan. Dalam keterangan perusahaan tertulis juga nama Wakil Menteri Pertahaan Wahyu Sakti Trenggono sebagai pengurus perseroan.

Mengkonfirmasi hal tersebut, Trenggono mengatakan Kementerianlah yang menunjuknya sebagai Komisaris Utama Agro Industri. “Saya ditunjuk sebagai komut, sebagai ex officio, karena jabatan wamen (wakil menteri). Kalau tidak ada wamen, yang menjadi komut adalah sekjen (sekretaris jenderal kementerian),” ucapnya saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 November 2020.

Trenggono berujar, meski berperan sebagai komisaris utama, ia tak menggenggam saham dalam perusahaan tersebut. “Saya tidak memiliki saham perusahaan,” katanya.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Selain Trenggono, di jajaran komisaris perusahaan terdapat nama Sugiono, Wakil Ketua Umum Gerindra yang kini duduk di Komisi Pertahanan DPR. Ada juga Wakil Sekjen Gerindra Sudaryono.

Tak hanya yayasan milik Kementerian Pertahanan, Induk Koperasi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Inkoppol) turut terdaftar sebagai badan usaha yang mengantongi izin ekspor. Bukti itu tertera dalam surat udangan sosialisasi dari KKP bernomor B.22059/DJPT/TU.330.D1/XI/2020 tertarikh 17 November 2020.

Menurut catatan lampiran, Inkoppol termasuk satu dari 65 badan usaha yang masuk daftar undangan. Pada Juli lalu, Staf Khusus Edhy Prabowo yang kini menjadi tersangka kasus dugaan suap izin usaha perikanan, Andreau Pribadi, membenarkan bahwa KKP akan memberikan izin kepada Inkoppol. Saat dikonfirmasi, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono enggan berkomentar.

Ia menyerahkan hal tersebut kepada pihak Inkoppol. “Silakan ke Inkoppol,” ucapnya, kala itu.

Majalah Tempo edisi 4 Juli lalu menulis munculnya sejumlah kader partai dalam struktur perusahaan pengekspor benur. Di PT Royal Samudera Nusantara tercantum nama Ahmad Bahtiar Sebayang sebagai komisaris utama.

<!--more-->

Bahtiar merupakan Wakil Ketua Umum Tunas Indonesia Raya, underbouw Partai Gerakan Indonesia Raya alias Gerindra, partai yang menaungi Edhy. Bahtiar juga menjadi Kepala Departemen Koordinasi dan Pembinaan Sayap Organisasi.

Tiga eskportir lainnya disinyalir terafiliasi dengan Gerindra. PT Bima Sakti Mutiara, misalnya, hampir semua sahamnya dimiliki PT Arsasri Pratama. Komisaris Bima Sakti adalah Hashim Sujono Djojohadikusumo, adik Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga Ketua Umum Gerindra.

Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, putri Hashim, duduk sebagai direktur utama. Rahayu tak ambil pusing soal anggapan konflik kepentingan dalam penetapan Bima Sakti sebagai eksportir saat itu. “Tuhan tahu mana yang bener. Kalau dapat izin terus berkarya membawa nama Indonesia, what is the problem?” kata dia.

Nama di lingkaran Gerindra kian lengkap dengan ditetapkannya PT Maradeka Karya Semesta sebagai salah satu eksportir. Pemiliknya Iwan Darmawan Aras, Wakil Ketua Komisi Infrastruktur DPR dari Fraksi Gerindra.

Selain Gerindra, perusahaan pengeskpor benih lobster juga bertalian dengan Partai Keadilan Sejahtera. Kader PKS, Lalu Suryade adalah pemilik PT Alam Laut Agung, perusahaan yang mendapatkan izin ekspor.

<!--more-->

Fahri Hamzah, bekas politikus PKS tercatat juga membandari modal PT Nusa Tenggara Budidaya yang bermarkas di Gedung Cyber, Kuningan, Jakarta Selatan. Fahri berkongsi dengan pengusaha Aziz Mochtar. “Justru kalau ekspor terbuka, penyelundup hilang,” kata Fahri saat itu.

Semasa masih menjabat Menteri KKP, Edhy yang kini tersandung kasus dugaan korupsi menjamin penetapan eksportir benih lobster, termasuk yang berkaitan dengan politikus, telah melalui prosedur baku, tanpa keistimewaan. “Semua proses kan ada panitianya. Saya minta siapa saja wajib dilayani,” kata dia.

Baca: Ini Penyebab PT ACK Patok Tarif Tak Wajar dalam Pengiriman Benih Lobster

FRANCISCA CHRISTY ROSANA | MAJALAH TEMPO

Berita terkait

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

2 menit lalu

Safari Politik Prabowo Usai KPU Menetapkan sebagai Presiden Terpilih

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto melakukan safari politik setelah ditetapkan KPU sebagai presiden terpilih Pilpres 2024. Ke mana saja?

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

4 menit lalu

Peneliti BRIN Bilang Oposisi Tetap Dibutuhkan di Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ini Alasannya

PKS belum membuat keputusan resmi akan bergabung dengan pemerintahan Prabowo atau menjadi oposisi.

Baca Selengkapnya

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

8 menit lalu

Trenggono Akui Ekosistem Budi Daya Lobster Belum Terbentuk

Trenggono menjelaskan alasannya menggandeng negara tetangga, Vietnam untuk budi daya benih lobster. Trenggono telah membuka keran ekspor benur.

Baca Selengkapnya

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

19 menit lalu

Jokowi Percaya Prabowo akan Perkuat Kerja Sama Indonesia-Singapura

Presiden Jokowi menyoroti pergantian posisi Perdana Menteri Singapura, dari Lee Hsien Loong ke Lawrence Wong.

Baca Selengkapnya

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

51 menit lalu

Sebut Lobster Komoditas Unggul Indonesia, Trenggono Terimakasih ke Vietnam

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa setidaknya ada lima komoditas di sektor perikanan dan kelautan Tanah Air yang unggul. Ia menyebut lima komoditas itu di antaranya udang, rumput laut, tilapia, lobster, dan kepiting.

Baca Selengkapnya

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

1 jam lalu

Silang Pendapat Politikus PKS soal Peluang Gabung ke Kubu Prabowo-Gibran

Soal PKS berada di luar atau dalam pemerintahan Prabowo-Gibran mendapatkan respons berbeda dari internal PKS.

Baca Selengkapnya

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

1 jam lalu

Standard Chartered Perkiraan Pertumbuhan PDB Indonesia 2024 Menjadi 5,1 Persen

Standard Chartered menurunkan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto atau PDB Indonesia tahun 2024 dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Baca Selengkapnya

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

1 jam lalu

Kecuali Partai Gelora, Gerindra-Golkar-PAN-Demokrat Buka Peluang PKS Gabung ke Prabowo

Sejumlah partai politik yang tergabung dalam KIM membuka peluang PKS untuk bergabung ke Prabowo, kecuali Gelora. Apa alasan Gelora menolak PKS?

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

1 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

2 jam lalu

Pengamat Sarankan PKS Tak Gabung ke Kubu Prabowo

Pengamat sarankan PKS tidak bergabung dengan pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya