Joe Biden Menang, Indef: Perang Dagang Akan Tetap Ada dan Tensinya Meningkat

Reporter

Caesar Akbar

Senin, 9 November 2020 07:23 WIB

Joe Biden menggendong cucunya saat selebrasi kemenangan pada Pemilu 2020 di hadapan para pendukungnya, di Wilmington, Delaware, AS, 7 November 2020. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Andry Satrio Nugroho memperkirakan tensi perang dagang Amerika Serikat dan mitranya belum akan mereda meskipun Joe Biden menang atas rivalnya, Donald Trump, dalam pemilihan presiden AS.

"Apakah trade wars akan menurun tensinya? Saya rasa tidak. Akan tetap ada dan tensinya akan meningkat," ujar Andry dalam webinar, Ahad, 8 November 2020.

Analisis tersebut, tutur dia, muncul dari kritik yang dilontarkan Joe Biden kepada Donald Trump. Presiden terpilih dari Partai Demokrat itu disebut pernah mengkritik perjanjian fase satu antara Amerika Serikat dengan Cina.

"Bahwa kesepakatan fase satu dengan Cina itu tidak bisa meningkatkan industri atau produksi dalam negeri, dan perdagangan dengan Cina akan terus meningkat. Seperti cek kosong saja," tutur Andry.

Selanjutnya, Biden mengatakan akan bekerja sama dengan sekutu Amerika untuk menerapkan pengenaan tarif kepada Cina. Hal tersebut lah yang membuat Andry memprediksi tensi perang dagang antara dua negara adi daya tersebut belum akan berakhir, dan malah meningkat.

Di samping itu, Joe Biden juga diperkirakan akan melanjutkan kebijakan restriksi yang sudah diterapkan pada era Donald Trump. Kebijakan tersebut, kata Andry, dituangkan salah satunya melalui program 'Buy America Plan'. Program tersebut mewajibkan produk Amerika untuk dibeli. Program ini akan masuk pada pengadaan di tataran pemerintahan.
<!--more-->
Apabila dilihat, program ini akan menaikkan standar kandungan lokal pada produk-produk Amerika Serikat. Saat ini, standar komponen dalam negeri dalam produk AS adalah 51 persen.

"Ini jadi salah satu restriksi untuk produk-produk yang memang akan diproduksi di Amerika Serikat untuk lokal kontennya ditingkatkan. Lalu pengadaan infrastruktur akan gunakan produk Amerika, yang diproduksi di dalam negeri," ujar dia.

Di samping itu, Andry juga melihat akan ada program pemulihan ekonomi Amerika dengan membeli barang yang diproduksi di dalam negeri dengan besaran US$ 400 miliar, serta program pengembangan teknologi melalui riset dan pengembangan sebesar US$ 300 miliar.

"Jadi kalau saya katakan, legacy dari Trump adalah perang dagang dan restriksi terhadap ekonomi. Kemungkinan besar beberapa tahun ke depan itu akan tetap kita alami, serta akan menjadi salah satu tantangan perdagangan Indonesia dan Amerika Serikat," ujar Andry.

CAESAR AKBAR

Baca juga: Kadin Prediksi Kebijakan Dagang Joe Biden Relatif Sama dengan Donald Trump

Berita terkait

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

55 menit lalu

20 Dokter AS Terjebak di Gaza, Gedung Putih Klaim Upayakan Evakuasi

Gedung putih mengatakan pemerintah AS berupaya mengevakuasi sekelompok dokter AS yang terjebak di Gaza setelah Israel menutup perbatasan Rafah

Baca Selengkapnya

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

2 jam lalu

All 4 One Gelar Konser di Jakarta 23 Juni, Ini Profil Grup Vokal yang Populerkan Lagu I Swear

Grup vokal legendaris dari Amerika Serikat, All 4 One menggelar konser bertajuk All 4 One 30 Years Anniversary Tour di Jakarta pada 23 Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 jam lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

4 jam lalu

Anak Buah Biden Ragu Israel Bisa Menang Lawan Hamas di Gaza

Pejabat AS mengatakan Israel tak bisa menang melawan Hamas karena strateginya meragukan.

Baca Selengkapnya

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

21 jam lalu

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Minta Kongres Evaluasi Bantuan Senjata Rp16 T ke Israel

Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menyerahkan paket bantuan senjata untuk Israel senilai USD1 miliar (Rp16 triliun)

Baca Selengkapnya

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

23 jam lalu

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL Latihan Militer Bersama CARAT

Marinir Amerika Serikat dan TNI AL memulai latihan militer bersama bernama Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) Indonesia 2024

Baca Selengkapnya

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

1 hari lalu

Perwira Angkatan Darat AS Mundur, Protes Dukungan terhadap Israel untuk Serang Gaza

Harrison Mann, perwira Angkatan Darat Amerika Serikat mengumumkan mundur sebagai protes atas dukungan Washington terhadap perang Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

2 hari lalu

Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?

Baca Selengkapnya

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

2 hari lalu

Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.

Baca Selengkapnya

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

2 hari lalu

Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza

Baca Selengkapnya