KSPI Minta Kenaikan Upah Minimum 8 Persen, Ini Dasar Perhitungannya

Rabu, 21 Oktober 2020 12:17 WIB

Seorang buruh pabrik batik yang masih berusia muda mengerjakan proses pengecapan dalam pembuatan batik di PT Batik Keris Solo, 1 Oktober 2015. TEMPO/Ahmad Rafiq

TEMPO.CO, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia atau KSPI meminta pemerintah menaikkan upah minimum kabupaten/kota (UMK), upah minimum sektoral kabupaten/kota (UMSK), upah minimum provinsi (UMP), serta upah minimum sektoral (UMSP), sebesar 8 persen.

"Berapa nilai yang diminta KSPI? Delapan persen," kata Presiden KSPI Said Iqbal, dalam konferensi pers virtual, di Jakarta, Rabu, 21 Oktober 2020. Menurut Said, permintaan kenaikan upah 8 persen masih wajar setelah melihat sejumlah perusahaan yang masih beroperasi.

"Anggota kami itu 90 persen beroperasi," ujar dia. Dengan sebagian buruh yang masih bekerja, itu menunjukkan profit perusahaan di tengah Covid-19 masih terbilang sehat. "Buktinya masih operasi."

Faktanya, kata Said, beberapa komponen otomotif memanggil kembali karyawan-karyawan baru untuk dikontrak. Karena itu, masih banyak perusahaan yang mampu menaikkan upah minimum. "Yang kami minta 8 persen," ucap dia.

<!--more-->

Advertising
Advertising

Presiden KSPI ini menjelaskan, jauh sebelum resesi ekonomi di masa Covid-19, pada 1998 pun tetjadi resesi. Saat itu pertumbuhan ekonomi pada 1998 ke 1999 minus 17,6 persen. Terjadi penuntutan dari keras dari kaum buruh. Sehingga B.J. Habibie, presiden saat itu mengeluarkan perintah menetapkan upah minimum 16 persen.

"Padahal pertumbuhan ekonominya minus 17,6 persen," kata Said. Menurut penuturannya, dengan analogi yang sama, Indonesia di kuartal III ini belum sampai minus 8 persen. Baru setengah dari 1998-1999. "Maka kami meminta naiknya 8 persen adalah wajar."

Tujuan permintaan kenaikan upah itu, bagi Said, agar daya beli tetap terjaga. Sementara investasi sedang lesu dan belanja pemerintah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN/APBD tak bisa terus-terusan besar, serta kinerja ekspor yang juga tidak lebih bagus. "Tinggal konsumsi," kata Said.

Konsumsi yang dijaga ini, menurut dia, bisa diharapkan menjadi ujung tombak menjaga pertumbuhan ekonomi. Agar resesi tidak semakin dalam, pemerintah harus menjaga daya beli masyarakat itu. "Salah satu instrumen menjaga purchasing power adalah upah," ucap Said.

IHSAN RELIUBUN | RR ARIYANI

Baca: Soal Upah Minimum Provinsi 2021, Ridwan Kamil: Tunggu Kesepakatan

Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

7 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

3 hari lalu

Terkini: Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, TKN Prabowo-Gibran Sebut Susunan Menteri Tunggu Jokowi dan Partai

Anggota Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Sigit Sosiantomo mengatakan penetapan tarif tiket pesawat harus memperhatikan daya beli masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

4 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

8 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

17 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya