Terbesar dalam Sejarah, Cathay Airways PHK 5.900 Karyawan
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Rabu, 21 Oktober 2020 10:20 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Cathay Airways bakal memangkas 8.500 pekerjaan dan di dalamnya adalah PHK terhadap 5.900 karyawannya karena tak sanggup bertahan di masa pandemi Covid-19. Perusahaan ini juga memutuskan untuk menutup salah satu maskapai regionalnya, Cathay Dragon.
Cathay Airways menyebutkan pengurangan jumlah pekerja ini adalah yang terbesar dalam sejarah. Saat ini ada 5.300 karyawan berasal dari Hong Kong dan 600 karyawan dari luar negeri, dan mereka akan diberhentikan dalam beberapa minggu mendatang.
Sementara itu, 2.600 posisi yang tidak terisi akan dihapus. Sebelumnya Cathay Airways mengambil skema restrukturisasi utang senilai HK$ 2,2 miliar (US$ 284 juta) untuk mengatasi dampak pandemi.
Dalam keterbukaan informasinya ke bursa Hong Kong pada hari ini, Rabu, 21 Oktober 2020, disebutkan bahwa Cathay Dragon akan menghentikan operasinya mulai hari ini. Perusahaan juga tengah mencari persetujuan dari otoritas terkait untuk mengalihkan sebagian besar rute maskapai penerbangan regional ke Cathay Pacific dan HK Express.
Dikutip dari South China Morning Post, perusahaan juga akan memangkas 24 persen dari jumlah karyawan grup yang totalnya mencapai 35.000 orang. Dengan pengurangan ini, berarti perusahaan akan kembali ke ketenagakerjaan seperti pada tahun 2007 lalu.
Sebuah sumber, yang dikutip South China Morning Post, mengatakan angka pemangkasan sebenarnya adalah 17 persen jika dihitung dengan pembekuan rekrutmen perusahaan dan skema pensiun sukarela diperhitungkan. Awak kabin dan kokpit yang berbasis di Hong Kong nantinya akan diminta untuk menandatangani kontrak gaji yang baru.
<!--more-->
Sebelumnya diberitakan pandemi virus Corona telah menyebabkan jatuhnya 99 persen volume penumpang harian Cathay Pacific. Sebagian besar pesawatnya dilarang terbang sebagai tanggapan atas penutupan perbatasan dan aturan karantina.
"Kami telah mengambil setiap tindakan yang mungkin dilakukan untuk menghindari kehilangan pekerjaan hingga saat ini ... Sayangnya, kami tidak akan bertahan tanpa tindakan lebih lanjut," ujar CEO Cathay Augustus Tang Kin-wing dalam memo internal kepada 35.000 karyawan.
Dia mengatakan kebenaran yang pahit adalah bahwa maskapai penerbangan perlu secara fundamental merestrukturisasi untuk mengamankan masa depan perusahaan. "Ini adalah keputusan yang menyayat hati yang harus dibuat, dan saya benar-benar minta maaf," ungkapnya.
Sebagai bagian dari upayanya untuk menghemat uang, Cathay Pacific akan membatalkan kenaikan gaji pada tahun 2021, tidak membayar bonus diskresioner tahun ini, dan memperpanjang skema cuti yang belum dibayar untuk staf yang tidak terbang untuk menutupi keuangan di paruh pertama tahun depan.
Perusahaan mencatatkan rekor kerugian bersih HK$ 9,87 miliar dalam enam bulan pertama tahun ini dan terus mengalami kerugian sebanyak HK$ 2 miliar sebulan terakhir. Pemangkasan pekerja akan mengurangi biaya yang dikeluarkan maskapai sebesar HK$ 500 juta per bulan pada tahun 2021.
Cathay Pacific sebelumnya memperoleh bailout HK$ 39 miliar pada bulan Juni lalu. Saat itu pemerintah Hong Kong menyumbang HK$ 27,3 miliar untuk paket penyelamatan untuk mencegah kehancuran perusahaan.
BISNIS
Baca: Cathay Pacific Diprediksi Telan Kerugian Terbesar dalam Sejarah