Survei Indikator: 66 Persen Warga Anjlok Pendapatannya Akibat Covid-19

Reporter

Caesar Akbar

Minggu, 18 Oktober 2020 17:28 WIB

Direktur Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan paparan pada rilis survey tentang Efek Kampanye dan Efek Jokowi di Jakarta (4/4). Penetapan Jokowi menjadi capres meningkatkan suara PDIP daripada efek kampanye karena mampu menarik pemilih yang masih mengambang (swing voters). ANTARA/Wahyu Putro

TEMPO.CO, Jakarta -

TEMPO.CO, Jakarta - Indikator melakukan survei mengenai mitigasi dampak Covid-19 bertajuk Tarik Menarik Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan. Adapun survei dilakukan pada 24-30 September 2020.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan sebanyak 55 persen responden menilai kondisi ekonomi nasional secara umum buruk. Adapun 22,9 persen mengatakan sedang, 10,3 persen mengatakan sangat buruk, dan 8,9 persen mengatakan baik.

"Kondisi ekonomi rumah tangga tampak belum menunjukkan perbaikan. Tapi pendapatan rumah tangga konsisten menunjukkan ke arah perbaikan," dinukil dari hasil temuan rilis survei tersebut, Ahad, 18 Oktober 2020.

Dari hasil survei tersebut sebanyak 66,6 persen atau mayoritas responden mengaku mengalami penurunan pendapatan rumah tangga setelah adanya pandemi Covid-19. Pada Mei 2020, responden yang menyatakan mengalami penurunan pendapatan rumah tangga sebanyak 86,1 persen.

Advertising
Advertising

Sementara itu, 31,4 persen responden menyatakan pendapatan rumah tangga tetap selama pandemi. Angka tersebut meningkat dari survei Mei 2020 yang menunjukkan hanya 12,7 persen responden mengatakan pendapatannya tetap.

Dari responden yang mengaku mengalami penurunan pendapatan, Burhanuddin mengatakan, sebanyak 55 persen responden merasa sulit memenuhi kebutuhan makan sehari-hari. Lalu 12,3 persen merasa sulit memenuhi biaya sekolah, 11,3 persen merasa sulit memenuhi kebutuhan kuota internet untuk sekolah online, serta 10,5 persen merasa sulit karena kehilangan pekerjaan.

Kendati demikian, lembaga survei Indikator menduga sudah semakin banyak masyarakat yang pendapatannya mulai pulih. "Ini kemungkinan karena kelompok yang mengalami PHK tidak semakin banyak dan yang sementara dirumahkan sudah tampak mulai aktif bekerja kembali," ujar Burhanuddin.

Survei Indikator dilakukan menggunakan kontak telepon kepada responden. Sampel diambil sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak dari kumpulan sampel acak survei tatap muka langsung yang dilakukan Indikator Politik Indonesia pada rentang Maret 2018 hingga Maret 2020.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error atau MoE) sekitar ±2.9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional.

Baca juga: Ekonom: Ketika Negara Lain Urus Pandemi Covid-19, Indonesia Urus Investasi

CAESAR AKBAR

Berita terkait

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

5 jam lalu

BTPN Syariah Laporkan Laba Bersih Rp 264 M pada Kuartal I 2024

PT Bank BTPN Syariah Tbk. melaporkan laba bersih sebesar Rp 264 miliar pada kuartal I 2024 atau turun Rp 161 miliar yoy.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 jam lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

1 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

3 hari lalu

Google Form, Apa Saja Fungsinya?

Google Form platform online yang memungkinkan pengguna untuk membuat formulir, survei, kuis, dan polling

Baca Selengkapnya

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

3 hari lalu

Fakta Tentara AS Hilang di Hutan Karawang dan Ditemukan Meninggal

Kapuspen TNI Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan tentara Amerika tersebut ditemukan sudah dalam keadaan meninggal di hutan Karawang.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

4 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

4 hari lalu

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

Salah satu karyawan Google pun buka suara terkait PHK yang dilakukan Google terhadap 28 karyawan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

4 hari lalu

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

Perusahaan yang melakukan PHK perlu memperhatikan beberapa ketentuan mengenai hak dan kewajibannya terhadap karyawan.

Baca Selengkapnya

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

5 hari lalu

KPK Tak Dipercayai Publik, IM57: Sudah Direncanakan untuk Pembubaran

IM57+ Insitute merespon temuan survei Indikator Politik Indonesia soal kepercayaan publik kepada KPK. KPK, lembaga paling tidak dipercaya publik.

Baca Selengkapnya