PUPR Kebut Pembangunan 8 Jalan Tol Penghubung Kawasan Strategis
Reporter
Yohanes Paskalis
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 15 September 2020 14:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR menargetkan pembangunan sembilan jalan tol baru penghubung kawasan strategis bisa dirampungkan selama empat tahun ke depan. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, Danang Parikesit, mengatakan deretan proyek tersebut harus segera diselesaikan sebagai jalan penghubung antar sejumlah pusat pertumbuhan ekonomi baru, terutama di Pulau Jawa dan Bali.
“Selain integrasi antar infrastruktur, ini dukungan untuk pengembangan lokasi prioritas wisata dan kawasan industri,” ucapnya kepada Tempo, Senin 14 September 2020.
Pada paruh kedua tahun ini hingga awal 2021, kementerian mempercepat rangkaian penandatanganan perjanjian pengusahaan delapan ruas tol baru sepanjang 374 kilometer dengan nilai investasi yang hampir mencapai Rp 100 triliun.
Ruas pendukung wilayah strategis itu meliputi Tol Solo-Yogyakarta-Bandara Kulon Progo sepanjang 96,5 kilometer, Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan sepanjang 60,1 kilometer, Tol Bandara Kertajati-Cipali sepanjang 3,6 kilometer dan ruas North-South Link Bandung sepanjang 14,2 kilometer. Selain itu ada juga Harbour Road Tanjung Priok-Pluit sepanjang 8,9 kilometer, Tol Yogyakarta-Bawen sepanjang 75 kilometer, Tol Kediri-Kertosono sepanjang 20,3 kilometer serta tol kedua di Bali yaitu Gilimanuk-Mengwi sepanjang 95 kilometer.
Menurut Danang, delapan proyek infrastruktur dalam daftar prioritas itu juga akan dilengkapi penyelesian PPJT Tol Akses Pelabuhan Patimban yang ditargetkan beroperasi penuh di ujung periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Seluruhnya ditargetkan kelar pada periode 2021 hingga 2024. “Diharapkan semua sudah memulai konstruksi dan tidak ada kendala,” kata dia.
<!--more-->
Sebagian ruas, dia melanjutkan, dibangun khusus untuk merangsang perjalanan orang dan mobil barang ke proyek strategis nasional. Contohnya akses penghubung Bandara Kerjataji di Majalengka dan Tol Cikopo-Palimanan, serta tol masuk Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Timur.
Ada juga proyek yang ditargetkan memecah kepadatan kawasan khusus, seperti Harbour Road Tanjung Priok yang akan menjadi ruas double decker atau tol bertingkat terpanjang di Indonesia, karena membentang di atas tol layang.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan Tol Solo-Yogyakarta-Kulon Progo tak hanya menyokong akses bandara, namun juga menyokong perekonomian masyarakat di segitiga emas wisata Jawa Tengah, yaitu Yogyakarta, Solo, dan Semarang.
“Bertumpu pada pengembangan potensi kawasan wisata prioritas Borobudur dan Candi Prambanan,” ucapnya.
Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita, mengatakan distributor logistik juga sangat menunggu rampungnya Tol Cisumdawu karena bakal mendongkrak lalu lintas barang dari berbagai industri. Ruas itu menunjang segitiga emas versi Jawa Barat, yaitu Cirebon, Subang, dan Majalengka.
“Ketiganya cocok menjadi pusat industri otomotif dan high tech," ujarnya. Sektor itu pesaing utama bisnis tekstil yang belakangan bergeser ke Jawa Tengah.
Baca juga: PUPR Targetkan 4.817 Km Jalan Tol yang Beroperasi pada 2024
CAESAR AKBAR | YOHANES PASKALIS