Cerita Nasabah Jiwasraya, Duit Tak Kunjung Kembali hingga Gagal Pulang ke Korea

Reporter

Tempo.co

Editor

Rahma Tri

Sabtu, 12 September 2020 07:59 WIB

Sejumlah karangan bunga berjejer di depan gedung Pengadilan Tipikor, Jakarta, Rabu, 3 Juni 2020. Karangan bunga tersebut berasal dari korban terdampak kasus asuransi Jiwasraya yang mengharapkan lembaga terkait untuk memberikan keadilan bagi mereka. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Sally Kang Eun Jung, 36 tahun, mengaku tak bisa kembali ke negara asalnya, Korea Selatan, karena tak punya uang. Satu-satunya harapan dia, PT Asuransi Jiwasraya bisa melunasi dananya yang telah dinvestasikan sejak Februari dua tua tahun silam.

"Saya mau pulang ke Korea enggak bisa karena enggak ada uang. Uang masih di Jiwasraya," kata Sally, kepada Tempo di depan gedung Bank KEB Hana Indonesia di kawasan Semanggi, Jakarta Selatan, Jalan Gatot Subroto pada Jumat, 11 September 2020.

Kesulitan lain datang dari suami Sally. Menurut perempuan beranak dua ini, kesulitan menjalani hidup ini mulai terasa setelah suaminya berhenti bekerja di sebuah perusahaan, yang berkantor di Gandaria City, Jakarta Selatan, Menurut dia, perusahaan itu sementara tidak beroperasi lantaran pandemi Covid-19. "Dia berhenti karena perusahaan lagi tutup," kata Sally, yang enggan menyebut nama perusahaan yang mempekerjakan suaminya.

Sally kemarin mendatangi Bank KEB Hana di kawasan Semanggi, yang berseberangan dengan kantor Kepolisian Daerah Metro Jaya itu. Menuntut pihak bank bertanggung jawab atas produk JS Saving Plan. Sebab, JS Saving Plan adalah produk asuransi yang ditawarkan Jiwasraya melalui Bank KEB Hana dan enam bank lainnya.

Sejumlah narasumber yang ditemui Tempo mengaku, ketika ditawarkan berinvestasi ke perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia ini, mereka diyakinkan bahwa deposito akan berjalan satu tahun tanpa pemotongan pajak. Selain itu, uang yang didepositokan dijamin bakal aman dan tidak bermasalah.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Alasannya, perusaahan asuransi ini berada di bawah payung Badan Usaha Milik Negara atau BUMN. "Saya tanya, ini BUMN bukan? Yang bagian marketing bilang ini punya negara, seratus persen aman. Saya bilang waktu itu, kalau ini deposito dan seratus persen aman, punya negara, oke saya beli," ujar Jeny Jeong Eh, 49 tahun, nasabah Jiwasraya lain yang juga warga Korea Selatan.

Menurut penuturan Sally, dirinya pertama kali berinvestasi deposito di Jiwasraya pada Februari 2018. "Tapi saya sudah selesai pada Februari 2019, hanya satu tahun," ujar dia. Setelah menunggu, uang yang mesti diambil saat itu tak kunjung datang. Ia baru tahu, prahara gagal bayar merundung Jiwasraya pada Oktober 2018 dari temannya.

Sally mengaku tidak pernah menerima kabar dari Bank KEB Hana dan perusahaan asuransi tersebut setelah satu tahun kontrak sebagai pemegang polis selesai. Total uang yang diinvestasikan sebesar Rp 1.650.000.000. Didapat dari gaji suaminya selama tujuh tahun di Indonesia. Hampir sembilan tahun Sally dan keluarga tinggal di Indonesia. "Uang itu mau dipakai beli rumah di Korea Selatan , biaya anak-anak sekolah. Tapi tidak bisa kan," tutur Sally, kini tinggal di Bintaro, Tangerang.

Ia mengaku ekonomi keluarganya ikut terpukul setelah Indonesia ditimpa pandemi virus corona. Satu-satunya harapan, duit dari Jiwasraya kembali agar ia dan keluarganya bisa kembali ke Negeri Gingseng itu.

Kebanyakan, kata dia, orang Korea lebih tertarik menabung di Bank KEB Hana. "Sekarang Hana Bank bermasalah, Jiwasraya bermasalah, dan sekarang uang enggak kembali. Jadi, capek banget," kata Sally sambil masih bisa tertawa.

<!--more-->

Menurut koordinator aksi, Lee Hea Kyung, ada 474 warga negara Korea Selatan menjadi korban gagal bayar Jiwasraya. Total jumlah uang para WNA itu di atas Rp 500 miliar.

JS Saving Plan adalah produk asuransi unitlink yang diterbitkan Jiwasraya sejak 2013. Produk ini dijual melalui tujuh bank, yaitu Bank Rakyat Indonesia, Bank Tabungan Negara, Bank Victoria, Bank ANZ, KEB Hana Indonesia, Standard Chatered, dan QNB Indonesia.

Pada Jumat siang, sekitar jam 12.00 WIB rombongan nasabah Jiwasraya yang berinvestasi melalui KEB Hana itu menggeruduk bank tersebut. Adu mulut hingga aksi saling dorong antara petugas dan massa. Akhirnya, mereka diterima dan dialog terbuka di lantai tiga bersama petinggi bagian marketing Park Hoon Kyu dan rekannya. Pembicaraan mereka baru rampung pukul 14.00.

Menurut Sally, dalam pertemuan tersebut, para nasabah meminta pihak Bank KEB Hana terbuka terkait kendala yang dihadapi bank tersebut, yang menjual produk JS Saving Plan perusahaan asuransi jiwa itu. Sally menerangkan, pihak bank hanya meminta para nasabah bersabar. "Jadi, tunggu lagi..., tunggu lagi," ucapnya tanpa tahu sampai kapan harus bersabar.

IHSAN RELIUBUN

Baca juga: Selamatkan Jiwasraya, IFG Life Butuh Dana Rp 24,7 Triliun

Berita terkait

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

19 menit lalu

Kasus Suap Tas Dior Istri Presiden Korsel, Jaksa Agung Perintahkan Penyelidikan

Suap tas Dior istri Presiden Korsel yang mengguncang membuat jaksa agung turun tangan. Tim dibentuk untuk menyelidiki kasus ini.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

2 jam lalu

Erick Thohir Integrasikan Sektor Pupuk dan Pangan dalam Cetak Biru BUMN

Menteri BUMN, Erick Thohir menyiapkan rancangan cetak biru BUMN hingga 2034 Mencakup rencana integrasi sektor pupuk dan pangan

Baca Selengkapnya

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

2 jam lalu

3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023

Baca Selengkapnya

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

3 jam lalu

Kementerian BUMN Lakukan Perbaikan Keuangan di PT Indofarma Tbk

Kementerian BUMN melakukan rasionalisasi dan perbaikan terhadap keuangan PT Indofarma Tbk untuk meningkatkan kinerja perusahaan

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

1 hari lalu

Uber Cup 2024: Gregoria Mariska Tunjung, Kemenangan Berarti hingga Terus Melaju

Gregoria Mariska Tunjung terus merebut poin di Uber Cup 2024

Baca Selengkapnya

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

2 hari lalu

Parlemen Korea Selatan Loloskan RUU Investigasi Tragedi Hallowen 2022, Selanjutnya?

Tragedi Itaewon Hallowen 2022 merupakan tragedi kelam bagi Korea Selatan dan baru-baru ini parlemen meloloskan RUU untuk selidiki kasus tersebut

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

2 hari lalu

Hasil Piala Thomas 2024: Anthony Sinisuka Ginting Bawa Indonesia Unggul 1-0 atas Korea Selatan

Anthony Sinisuka Ginting sukses menyudahi perlawanan sengit tunggal putra Korea Selatan Jeon Heyok Jin pada babak perempat final Piala Thomas 2024.

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

2 hari lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

3 hari lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya