Ekonomi Minus 5,32 Persen, Airlangga: RI Relatif Lebih Baik dari Negara Lain
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 11 Agustus 2020 11:31 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan perekonomian Indonesia relatif lebih baik dari negara lain, meskipun mengalami kontraksi hingga pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen pada triwulan II tahun 2020.
"Kami lihat kontraksi ini juga dialami berbagai negara lain, relatif Indonesia jauh lebih baik dibanding negara lain yang jatuhnya lebih dalam," ujar Airlangga dalam konferensi video, Selasa, 11 Agustus 2020.
Airlangga melihat negara lain, misalnya Inggris telah terkontraksi dua kali pada kuartal I dan kuartal II 2020, dengan pertumbuhan ekonomi minus 1,7 persen dan minus 19,9 persen.
Begitu pula dengan Singapura dan Turki yang tercatat tumbuh negatif 12,5 persen pada sepanjang April hingga Juni 2020, serta Brasil yang tumbuh minus 11,5 persen dan India yang ekonominya menyusut 18 persen.
Airlangga mengatakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2020 akan menjadi penting bagi perekonomian Tanah Air keseluruhan tahun. Ia berharap belanja pemerintah pada paruh kedua tahun ini bisa menjadi penopang ekonomi dan mengungkit pertumbuhan hingga berada di zona positif.
<!--more-->
"Kami lihat pembatasan sosial dan fisik itu berdampak pada konsumsi rumah tangga dan kita ketahui konsumsi rumah tangga diketahui sebagai kontributor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu market confident dan rasa aman menjadi penting dalam periode seperti ini," ujar Airlangga.
Selama pandemi, kata Airlangga, sektor yang terdampak antara lain adalah sektor perdagangan dan manufaktur yang masing-masing terkontraksi masing-masing minus 7 persen dan minus 6 persen. "Kuncinya adalah konsumsi rumah tangga."
Adapun hal yang positif bagi Indonesia saat ini antara lain sektor pertanian yang masih tumbuh 2,19 persen serta sektor informasi dan komunikasi yag tumbuh 10,88 persen. Di samping dari sektor bisnis yang masih tumbuh, ia mengatakan beberapa indikator juga menunjukkan sinyal positif dalam beberapa bulan belakangan.
"Misalnya adanya peningkatan PMI maufaktur, indeks keyakinan konsumen, serta beberapa sektor emiten yang membukukan hasil positif, kami melihat bottom out dari perekonomian Indonesia," ujar Airlangga.
Baca juga: Ekonomi Terkontraksi, Indef: Pemerintah Gagal Dorong Sektor Potensial