Trending Bisnis: Cerita Nasabah Bukopin, Sri Mulyani soal Utang
Reporter
Tempo.co
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 20 Juli 2020 06:36 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Berita terpopuler ekonomi dan bisnis sepanjang hari Ahad, 19 Juli 2020, dimulai dari cerita salah satu nasabah Bank Bukopin, Sri Mulyani yang menyinggung mahasiswa STAN bertanya soal utang, hingga bekas Timsus Edhy Prabowo yang menyebutkan soal bisnis tambang pasir laut.
Selain itu ada juga tentang Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang mengungkapkan jumlah penumpang pesawat domestik jeblok hingga aturan soal rencana evaluasi kedatangan calon penumpang minimal 4 jam di bandara.
Kelima topik tersebut paling banyak menyedot perhatian pembaca di kanal Bisnis. Berikut selengkapnya lima berita bisnis yang trending tersebut:
1. Cerita Nasabah Bank Bukopin Sulit Tarik Dana Tabungan Sejak April
Seorang nasabah PT Bank Bukopin Tbk, Rianto, 50 Tahun, menceritakan kesulitannya mengambil dana dari tabungannya. "Ini sangat mengganggu, padahal saya butuh untuk biaya kuliah anak," ujar pria yang berdomisili di Bogor itu kepada Tempo, Jumat, 17 Juli 2020.
Rianto mengatakan kendala dalam penarikan duit tabungan itu sejatinya terasa sejak periode April hingga Mei 2020. Ia mengatakan kala itu nasabah sudah sulit mengambil uang melalui Anjungan Tunai mandiri.
"ATM Bukopin tidak bisa dipakai, baik di ATM sendiri maupun ATM Bersama. Kadang-kadang bisa, tapi hanya pada hari tertentu dan acak," ujar Rianto yang merupakan nasabah Bukopin sejak tahun 2008 itu.
Dengan kendala penarikan tersebut, Rianto pun mengatakan kantor Bukopin kerap dipenuhi nasabah yang mengantre, khususnya di Kantor Pusat. Ia menduga kantor pusat dipenuhi nasabah lantaran nasabah bisa mengambil hingga Rp 25 juta di sana, lebih besar dari batas maksimum pengambilan di kantor cabang sebesar Rp 5 juta.
Baca selengkapnya mengenai Bank Bukopin di sini.
<!--more-->
2. Sri Mulyani Singgung Mahasiswa STAN Cuma Tanya Soal Utang
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan banyak hal yang harus diubah dari Politeknik Keuangan Negara Sekolah Tinggi Akuntansi Negara atau PKN STAN. Salah satunya terkait kurikulum pembelajaran di sana.
Selama ini, kata Sri Mulyani, mahasiswa baru diajari perihal akuntansi, namun belum soal perekonomian, kebijakan keuangan negara, bahkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. "Anda diajari akuntansi, Anda tidak diajari APBN keseluruhan. Saya enggak heran waktu ke STAN, pertanyaan mahasiswa cuma soal masalah utang. Itu pun berasal dari Whatsapp bukan dari belajar, itu kan menyedihkan," ujar Sri Mulyani dalam acara Dies Natalis ke-5 PKN STAN yang disiarkan secara daring, Sabtu, 18 Juli 2020.
Ke depannya, Sri Mulyani ingin mahasiswa PKN STAN tahu tentang APBN, juga soal laporan keuangan. Sebab, menurut dia, APBN adalah tulang punggung keuangan negara. "Banyak yang harus berubah, tidak bisa dan tidak boleh PKN STAN statis."
Selain soal kurikulum, Sri Mulyani ingin nantinya mahasiswa PKN STAN tidak hanya diajar oleh staf pengajar, melainkan para pejabat dan bekas pejabat pemerintahan.
Baca selengkapnya mengenai Sri Mulyani di sini.
3. Bekas Timsus Edhy Prabowo Sebut Ada Bisnis Tambang Pasir Laut
Chalid Muhammad, aktivis lingkungan yang mengundurkan diri dari Tim Komisi Pemangku Kepentingan dan Konsultasi Publik Kementerian Kelautan dan Perikanan bentukan Menteri Edhy Prabowo mengatakan ada perusahaan yang sudah ancang-ancang akan menambang pasir laut.
Chalid mengingatkan agar Edhy tak meloloskan rencana itu dengan memberikan izin kepada perusahaan. “Kami berharap Menteri KKP dapat mempertahankan kebijakan pelarangan penambangan pasir laut karena dampak yang ditimbulkannya lebih besar daripada manfaat ekonomi,” ujar Chalid pada Jumat petang, 17 Juli 2020.
<!--more-->
Chalid belum berkenan membeberkan nama perusahaan tersebut. Ia juga belum mengetahui apakah rencana perusahaan itu sudah disampaikan kepada Edhy atau belum.
Baca selengkapnya mengenai Edhy Prabowo di sini.
4. Budi Karya Sebut Penumpang Pesawat Rute Domestik Turun 90 Persen
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan jumlah penumpang pesawat rute domestik turun 90 persen rata-rata per hari karena pandemi. Penurunan terjadi karena banyak pesawat terparkir di bandara dan tidak beroperasi.
“Industri penerbangan kini dalam kondisi bertahan di tengah pandemi,” kata Budi Karya seperti dalam keterangan resmi Kementerian, Sabtu, 18 Juli 2020. Di samping anjloknya penumpang per hari, Budi Karya menyebut penurunan pergerakan pesawat secara signifikan terjadi bila dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya.
Dengan kondisi demikian, Budi Karya memandang pelaku industri yang bergerak di sektor transportasi udara harus menciptakan situasi penerbangan yang aman dan nyaman agar kepercayaan masyarakat untuk naik pesawat pulih. Sehingga, upaya tersebut dapat membangkitkan kembali industri penerbangan nasional yang loyo.
Baca selengkapnya mengenai Budi Karya di sini.
5. Aturan Covid-19 Kedatangan 4 Jam di Bandara Bakal Dievaluasi
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto aturan pandemi Covid-19 yakni kedatangan calon penumpang di bandara harus empat jam sebelum jadwal keberangkatan maskapai bakal direvisi.
Aturan transportasi udara tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor 13/2020.
“Dari empat jam bisa direduksi menjadi dua jam,” ujar Novie di Yogyakarta Sabtu 18 Juli 2020. Menurut dia, SE Nomor 13 itu sifatnya dinamis sehingga akan mengikuti perkembangan penanganan kasus Covid-19 di bandara.
Aturan kedatangan empat jam sebelum keberangkatan di bandara semata mengacu kepada referensi Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Penanganan Covid-19, dan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 41 tentang pengendalian transportasi untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
Baca selengkapnya mengenai Covid-19 di sini.