Edhy Prabowo Singgung Rencana Penghentian Ekspor Benih Lobster

Senin, 6 Juli 2020 14:27 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kedua kanan) meninjau kapal pencuri ikan berbendera Vietnam di Stasiun Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Pontianak di Sungai Rengas, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis, 9 Januari 2020. Kementerian Kelautan dan Perikanan menangkap tiga kapal pencuri ikan berbendera Vietnam beserta 36 ABK di Laut Natuna Utara. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta – Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyatakan bahwa izin ekspor benih lobster atau benur tidak akan terus-menerus dibuka. Pernyataan ini ia sampaikan dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin, 6 Juli 2020.

“Pada waktu tertentu akan dihentikan begitu budidaya sudah menampung. Namun saat ini kami kepingin seluruh rakyat makan, bukan hanya nelayan tapi juga pengusaha,” tutur Edhy di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Menurut Edhy, ada beberapa alasan yang melatari KKP membuka keran ekspor bayi lobster melalui Peraturan Menteri KKP Nomor 12 Tahun 2020. Pertama, banyak nelayan Indonesia yang hidupnya bergantung pada budidaya benur. Kementerian mencatat, hingga kini, total pekerja yang terlibat dalam pembibitan benih lobster mencapai 10 juta orang.

Edhy Prabowo meyakini, jumlah itu akan bertambah seiring dengan berjalannya kebijakan pembukaan keran ekspor benih lobster. Alasan kedua, tutur dia, ditilik dari sisi ekosistemnya, satu ekor lobster memiliki potensi untuk bertelur sebanyak 1 juta butir.

Diklaim dari penelitian yang dilakukan Kementerian, apabila benih ini dibiarkan besar di laut, jumlah lobster yang bertahan sampai usia dewasa hanya tersisa 0,02 persen dari total telur yang ada. Edhy menyebut, angka itu setara dengan perbandingan 20 ribu banding satu ekor lobster.

Advertising
Advertising

Sedangkan bila benih lobster dibudidayakan oleh nelayan, potensi jumlah bayi yang bertahan hingga dewasa diperkirakan akan lebih banyak. “Kalau dibudidayakan bisa 30 persen hidup. Malah sampai 70-80 persen,” tuturnya.

Menurut perkiraan KKP, saat ini ada 26 miliar potensi lobster yang berada di perairan tanah Air. Dari angka itu, dua jenis lobster yang populer untuk diekspor, yakni lobster mutiara dan pasir, totalnya mencapai 10 miliar ekor.

Politikus Partai Gerindra ini yakin, seandainya 10 persen dari total 10 miliar ekor lobster dibudidayakan, potensi perkembangbiakannya bisa mencapai 100 kali lipat dari jumlah yang ada sebelumnya. “Kemudian dari sisi devisa, kami pastikan (pungutan) untuk per ekor tidak boleh di bawah Rp 5.000,” ucapnya.

Berita terkait

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

1 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

2 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

2 hari lalu

Ini Penyebab WNI Berobat ke Luar Negeri, yang Dikeluhkan Jokowi Sedot Devisa Rp180 T

Presiden Jokowi menyoroti kebiasaan sejumlah WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa Rp 180 triliun, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

3 hari lalu

Terkini: Jokowi Keluhkan Rp 180 Triliun Hilang karena Pengobatan ke Luar Negeri, Es Krim Magnum Mengandung Plastik dan Logam

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masyarakat berobat ke luar negeri. Es krim Magnum ditarik karena mengandung plastik

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

5 hari lalu

LPEI dan Diaspora Indonesia Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Kolaborasi LPIE dengan institusi pemerintahan membawa mitra binaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) LPEI untuk pertama kalinya menembus pasar ekspor ke Kanada.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

5 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

5 hari lalu

Ministry of Marine Affairs and Fisheries Reopen Export of Lobsters Larvae for Vietnam

Ministry of Marine Affairs and Fisheries has allowed the resumption of lobster larvae exports. The cultivation must be in Vietnam.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

5 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

5 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya