Perekonomian Global Melambat, Menperin Pacu Pasar Domestik
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Minggu, 28 Juni 2020 11:58 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya antisipasi terhadap kondisi perekonomian global yang kian dinamis, terutama akibat dampak pandemi Covid-19. “Penting bagi kita untuk segera menyiasatinya, seperti turunnya permintaan global terhadap produk-produk industri manufaktur,” tuturnya dalam keterangan tertulis, Ahad, 28 Juni 2020.
Untuk menghadapi tantangan tersebut, pemerintah berupaya membangun permintaan pasar di dalam negeri, sehingga dapat meningkatkan penyerapan produk lokal. Salah satu langkah strategis yang dijalankan adalah menerapkan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) untuk memastikan belanja kementerian, lembaga, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) agar bisa memprioritaskan pada produk nasional.
Di samping itu, pemerintah mengimplementasikan instrumen pengendalian impor, antara lain melalui pembuatan dashboard supply-demand domestik untuk produksi industri dalam negeri, yakni dengan menerapkan safeguard, penguatan Standar Nasional Indonesia (SNI), dan implementasi larangan terbatas.
“Sangat penting untuk melindungi pasar dalam negeri dari serbuan produk impor. Selain itu, pada tahun 2022, kami berupaya untuk mewujudkan substitusi impor sebesar 35 persen untuk mendorong kemandirian industri nasional,” kata Agus.
Melalui upaya-upaya tersebut, Agus optimistis Purchasing Manager’s Index (PMI) manufaktur Indonesia dapat kembali naik, seperti capaian pada Februari 2020 yang berada di level 51,9. “Apabila kondisi kedaruratan kesehatan sudah selesai dan vaksin untuk Covid-19 sudah ditemukan dan didistribusikan secara massal, kami yakin posisi PMI kita dapat rebound seperti semula.”
Agus menuturkan pihaknya saat ini tengah fokus memacu aktivitas industri yang produktif dan aman dari imbas Covid-19, sehingga akan cepat memulihkan kembali kondisi perekonomian nasional. Dengan prinsip ini, produktivitas masyarakat dan industri serta penerapan protokol kesehatan harus dapat berjalan secara beriringan.
“Gagasan ini merupakan komitmen pemerintah untuk meningkatkan produktivitas masyarakat dan juga memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sehingga secara bertahap dapat segera memulihkan sektor industri manufaktur,” kata Agus.