Karyawan bank mengitung uang 100 dolar amerika di Bank Mandiri Pusat, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa, semakin tertekan dampak wabah COVID-19. Rupiah ditutup melemah 240 poin atau 1,61 persen menjadi Rp15.173 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.933 per dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan
Menurut Ariston, minat investor terhadap aset berisiko saat ini sedang tinggi maka itu harga emas yang termasuk sebagai aset aman sedikit tertekan. Adapun yang menjadi satu-satunya sentimen positif saat ini adalah stimulus besar bank sentral AS.
Ariston memperkirakan hari ini harga emas bakal menguji US$1.690 untuk level support dan US$1.740 untuk level resistance. Selain itu, pelemahan emas ikut mendorong penguatan rupiah terhadap dolar. “Rupiah masih berpotensi ke Rp14.000,” katanya.
Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Suabi, mengatakan nilai tukar nasional itu berpeluang besar kembali ke level Rp14.000 seiring bertambahnya aliran dana asing yang masuk lewat surat utang. Menurutnya selama Bank Indonesia mempertahankan suku bunga di level 4,5 persen ada kemungkinan rupiah bakal kembali ke level di bawah Rp14.000.
“Kemungkinan kuartal ketiga nanti rupiah menguat ke Rp13.700 karena secara fundamental memang kita kuat. Selain itu, kupon bunga yang ditawarkan saat ini juga menjadi yang tertinggi di atas India,” kata Ibrahim.