Ekonomi Tumbuh 2,97 Persen, BPS: Terendah Sejak 2001
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Selasa, 5 Mei 2020 16:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 tumbuh 2,97 persen (year-on-year/yoy). Menurut dia, angka ini merupakan yang terendah sejak triwulan I 2001.
Namun demikian, Suhariyanto menilai perbandingan tersebut sebenarnya tidak bisa langsung dibandingkan dengan kondisi saat ini. “Sebab kondisinya berbeda karena ada Covid-19,” kata dia dalam konferensi pers online di Jakarta, Selasa, 5 Mei 2020.
Adapun pertumbuhan ekonomi 2,97 persen ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 5,07 persen ataupun triwulan IV 2019 yang sebesar 4,97 persen.
Jika dilihat secara triwulan, ekonomi Indonesia pun telah dua kali mengalami pertumbuhan negatif. Pada triwulan IV 2019, ekonomi tumbuh minus 1,74 persen (quartal-to-quartal/qtq). Lalu tahun ini turun lebih dalam menjadi minus 2,41 persen.
Ada beragam faktor yang memicu pelemahan ekonomi Indonesia di tengah Covid-19 ini. Dari sisi lapangan usaha, terjadi penurunan pertumbuhan pada sektor industri, perdagangan, dan pertanian.
Ketiganya kompak mengalami penurunan. Industri dari 3,85 persen yoy menjadi 2,06 persen. Perdagangan dari 5,21 persen yoy menjadi 1,6 persen. Lalu pertanian dari 1,82 persen yoy menjadi 0,02 persen. Padahal, ketiganya menjadi tiga penyumbang terbesar PDB dengan persentase 46 persen.
Faktor lain yaitu dari sisi pengeluaran. Kontributor utama pertumbuhan ekonomi yaitu konsumsi rumah tangga dan investasi turun tajam, dari 5,02 persen yoy menjadi 2,84 persen. Kemudian Penanaman Modal Tetap Bruto (PMTB) turun dari 5,03 persen menjadi 1,7 persen. Kedua komponen menopang 90 persen ekonomi Indonesia.
Selain itu, angka pertumbuhan 2,97 persen ini juga lebih rendah dari prediksi Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. 17 April 2020, Sri Mulyani memprediksi ekonomi Indonesia pada triwulan I 2020 masih bisa tumbuh di kisaran 4,5 sampai 4,6 persen.
“Karena Januari sampai Februari 2020, masih ada cukup momentum pemulihan ekonomi dari 2019 yang cukup lemah,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers online di Jakarta, Jumat, 17 April 2020.
FAJAR PEBRIANTO