Penerimaan Pajak Turun 2,5 Persen, Sri Mulyani Waspadai Ini

Jumat, 17 April 2020 18:05 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani (ketiga kiri) bersama Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kedua kiri), Menteri perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kiri), Kedua Ojk Wimboh Santoso (kedua kanan), dan materi Perdagangan Agus Suparmanto (kanan) memberikan keterangan terkait Stimulus kedua penanganan Dampak Covid-19 di kantor Kemenko Perekonomian,Jakarta, Jumat, 13 Maret 2020. TEMPO/Sintia Nurmiza

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan penerimaan pajak di tengah pandemi virus corona atau Covid-19 mulai menunjukkan tren penurunan. Hingga akhir Maret 2020, penerimaan perpajakan tumbuh negatif 2,5 persen atau hanya terkumpul US$ 241,6 triliun.

“Ini perlu untuk diwaspadai pada bulan-bulan ke depan,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers online di Jakarta, Jumat, 17 April 2020. Namun, angka ini belum menggambarkan kondisi triwulan I secara keseluruhan karena ada beberapa kejadian khusus, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang baru merangkup Januari hingga Februari 2020.

Lebih rinci, ada berbagai faktor yang menyebabkan penerimaan pajak mulai menurun. Salah satunya adalah harga minyak dunia yang merosot tajam. Sekalipun kurs mengalami pelemahan, kata Sri Mulyani, namun harga minyak jatuh lebih besar.

Advertising
Advertising

Sebelumnya, berdasarkan data Bloomberg, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2020 misalnya, ditutup di level US$19,87 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Kamis. 16 April 2020, level terendah dalam 18 tahun.

Minyak WTI bertahan di bawah level US$20 per barel untuk hari kedua berturut-turut setelah pada perdagangan Rabu, 15 April 2020, turun 24 sen ke level penutupan tersebut, untuk pertama kalinya sejak tahun 2002.

Situasi ini pun membuat Pajak Penghasilan atau PPh Migas turun sangat drastis. PPh Migas hingga akhir Maret 2020 hanya sebesar Rp Rp 10,3 triliun, atau mengalami kontraksi 28,6 persen.

Sementara itu, PPh non-migas juga ikut mengalami kontraksi. Sri Mulyani menyebut kondisi ini menunjukkan mulai adanya tekanan yang dialami perusahaan PPh non-migas mencapai Rp 137,5 triliun atau turun 3 persen dibandingkan tahun lalu.

Tekanan ini terjadi saat perusahaan sebenarnya sudah mulai bangkit di awal 2020. Sebab, kata Sri Mulyani, PPN pada dua bulan pertama mencapai Rp 92 triliun atau tumbuh 2,5 persen. Situasi ini menunjukkan adanya perbaikan ekonomi karena pada tahun lalu, PPN justru mengalami kontraksi 9,1 persen. Namun, perbaikan ekonomi ini pun akhirnya kembali terhambat dengan datang virus corona.

FAJAR PEBRIANTO

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

5 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

8 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

17 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya