India Cari Utang Hampir Rp 100 Triliun untuk Atasi Wabah Corona

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Sabtu, 4 April 2020 04:58 WIB

Sejumlah pria dihukum oleh petugas kepolisian karena melanggar peraturan lockdown yang diberlakukan di Chennai, India, 1 April 2020. Pemerintah India memberlakukan lockdown sejak 23 Maret lalu untuk mencegah penyebaran virus corona atau Covid-19. REUTERS/P. Ravikumar

TEMPO.CO, Jakarta - India sedang mencari pinjaman sebesar US$ 6 miliar atau hampir Rp 100 triliun untuk menangani wabah corona di negeri itu. Utang sebesar itu diharapkan datang dari lembaga multilateral, seperti Bank Pembangunan Asia.

Dilansir melalui Bloomberg, Bank Dunia dikabarkan telah memberikan komitmen utang senilai US$ 1 miliar atau sekitar Rp 16 triliun. Sementara itu, pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi masih melakukan pembicaraan dengan Bank Investasi Infrastruktur Asia dan ADB.

"Untuk saat ini belum ada rincian yang sudah diselesaikan," ujar sumber tersebut, seperti dikutip melalui Bloomberg, Jumat 3 April 2020.

India membutuhkan peningkatan kecepatan pengujian virus corona dengan cepat untuk mencegah penyakit menginfeksi lebih banyak orang di negara terpadat kedua di dunia setelah Cina itu.

Dana utang yang didapatkan, termasuk dari Bank Dunia itu, akan digunakan untuk membeli alat uji virus dan ventilator, mengalihfungksikan tempat tidur rumah sakit menjadi tempat tidur unit perawatan intensif serta untuk membeli peralatan pelindung diri bagi pekerja medis.

Advertising
Advertising

Direktur World Bank India Junaid Ahmad mengatakan bahwa wabah corona ini bukan hanya tantangan kesehatan. "[Virus] ini memiliki implikasi sosial dan ekonomi yang mendalam. Secara paralel, kami bekerja dengan urgensi yang sama dengan pemerintah dalam perlindungan masyarakat dan langkah-langkah ekonomi yang dibutuhkan," ujarnya.

India telah memberlakukan lockdown dan menghentikan operasional tranportasi umum. Namun akibatnya, ribuan pekerja migran nekat berjalan kaki untuk pulang ke kampung halaman mereka yang berjarak ratusan kilometer.

Pemerintah khawatir sekembalinya orang-orang ke kota-kota di India akan terjadi lonjakan penularan virus COVID-19 yang mungkin terbawa. Karenanya, dibutuhkan peningkatan pengujian virus pada masyarakat.

BISNIS

Berita terkait

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

1 jam lalu

75 Tahun Hubungan Diplomatik, India dan Indonesia Adakan Pameran dan Seminar Industri Pertahanan

Pameran sekaligus seminar Industri Pertahanan ini dalam rangka peringatan 75 tahun hubungan diplomatik India-Indonesia.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

3 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

3 jam lalu

Ancaman Bom, Lebih dari 50 Sekolah di Ibu Kota India Dievakuasi

Puluhan sekolah di wilayah ibu kota negara India dievakuasi pada Rabu 1 Mei 2024 setelah menerima ancaman bom melalui email

Baca Selengkapnya

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

2 hari lalu

Berapa Jumlah Penduduk Bumi Saat Ini? Berikut Penjelasannya

Berapa jumlah penduduk bumi saat ini? Hingga tahun 2024, penduduk bumi mencapai hampir 10 miliar. Berikut ini daftar negara dengan populasi terbanyak.

Baca Selengkapnya

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

2 hari lalu

Bukan di Arab, Ini Negara yang 100 Persen Penduduknya Muslim

Negara yang 100 persen penduduknya muslim ternyata bukan di Arab. Lokasinya ada sebelah selatan-barat daya India. Ini ulasannya.

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

2 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

4 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

4 hari lalu

Kemendag Berencana Selesaikan Utang Selisih Harga Minyak Goreng Bulan Depan

Isy Karim mengatakan Kemendag akan memperjuangkan utang selisih harga minyak goreng yang tersendat sejak awal 2022.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

5 hari lalu

Program Makan Siang Gratis Prabowo Masuk RAPBN 2025, Ekonom Ini Ingatkan Anggaran Bakal Sangat Tertekan

Direktur Ideas menanggapi rencana Presiden Jokowi membahas program yang diusung Prabowo-Gibran dalam RAPBN 2025.

Baca Selengkapnya