Kenaikan Harga Gula hingga Telur Ikut Memicu Inflasi Maret
Reporter
Francisca Christy Rosana
Editor
Rahma Tri
Rabu, 1 April 2020 13:37 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan harga gula dan telur yang masuk kelompok makanan, minuman, dan tembakau dalam Indeks Harga Konsumen (IHK) menyumbang inflasi pada Maret 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, kontribusi kelompok ini terhadap inflasi mencapai 0,03 persen.
"Inflasi pada kelompok ini didominasi kenaikan harga telur ayam ras dan bawang bombai masing-masing sebesar 0,03 persen," tutur Suhariyanto dalam siaran langsungnya, Rabu, 1 April 2020.
Kemudian, kenaikan harga gula pasir di pasaran yang melampaui harga eceran tertinggi atau HET akhir-akhir ini juga turut menyumbang inflasi pada kelompok tersebut sebesar 0,02 persen. Komoditas lain yang tampak turut mempengaruhi adalah kenaikan harga bayam, kangkung, anggur, jeruk, bawang merah, rokok kretek filter, dan rokok putih yang masing-masing berkontribusi menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen.
Adapun perubahan IHK pada Maret 2020 mempengaruhi inflasi sebesar 0,10 persen. Suhariyanto mengatakan, inflasi bulan tersebut cenderung lebih rendah ketimbang Februari lalu.
Berdasarkan data BPS, inflasi terjadi di 43 kota. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe, yakni mencapai 0,64 persen. Sedangkan inflasi terendah terjadi di Pekanbaru, Surakarta, dan Surabawa masing-masing sebesar 0,1 persen atau sama dengan rata-rata nasional.
Di sisi lain, IHK di sejumlah daerah tampak mendorong terjadinya deflasi. Tercatat ada sebanyak 47 kota yang mengalami deflasi.
Timika tercatat mengalami deflasi paling tinggi dengan angka 1,9 persen. Kemudian, di Tangerang, terjadi deflasi sebesar 0,01 persen. Deflasi didorong oleh berkurangnya pergerakan penumpang angkutan udara.