PT Indofarma Jamin Penuhi Permintaan Alkes Terkait Covid-19

Senin, 16 Maret 2020 10:52 WIB

Obat yang siap didistribusikan di pabrik PT Indofarma (persero) Cibitung, Bekasi, Selasa (10/04). PT Indofarma akan melakukan investasi sebesar Rp 100 milliar untuk mengembangkan produksi generik dan herbal dan memenuhi kebutuhan bahan baku yang saat ini 90% masih Impor. TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Indofarma Tbk. (INAF) Arief Pramuhanto menjamin pihaknya bisa memenuhi permintaan alat kesehatan atau alkes dari rumah sakit seiring kenaikan produksi pabrik. Pasokan alat kesehatan untuk menanggulangi virus Corona atau Covid-19 ini dipastikan tetap berjalan seiring penunjukan 132 rumah sakit sebagai fasilitas kesehatan rujukan virus tersebut.

Saat ini, kata dia, kebutuhan impor secara industri alat kesehatan masih sangat besar atau 93 persen. Tapi Arief memastikan Indofarma dalam kegiatan produksinya sudah banyak menggunakan bahan baku lokal dan tidak mengimpor sebanyak itu.

Arief memproyeksikan tahun ini peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan alkes di RS secara total bakal naik 10 persen-15 persen. "Kami pun menjamin berapapun alkes yang diminta RS dapat kami penuhi dengan baik," katanya, Ahad, 15 Maret 2020.

Saat ini alat kesehatan pribadi seperti masker memang baru diproduksi Kimia Farma. Perusahaan pelat merah ini menyediakan dengan pembatasan pembelian oleh satu masyarakat maksimal dua masker.

Advertising
Advertising

Sementara untuk pembersih tangan saat ini juga masih terjamin dan bukan sesuatu yang sulit mengingat produksi dan bahan baku dalam negeri sudah banyak. Adapula alat disinfektan yang juga sudah banyak diproduksi dalam negeri.

Sebanyak 132 RS Rujukan virus Corona itu, kata Arief, dipastikan sudah lebih memiliki kesiapan yang baik. Kesiapan itu melingkupi sisi kelengkapan ruang isolasi dan prosedur cara pengobatan yang harus dilakukan tiap RS.

Arief merinci salah satu produk yang juga telah dikembangkan yakni kontainer isolasi medis udara pasien Covid-19 untuk TNI dalam mengevakuasi pasien dari satu dari daerah menuju RS rujukan. Selain itu, ada pula tandu bertekanan negatif, tenda darurat, ambulans bertekanan negatif, alat deteksi covid-19, kelengkapan ruang isolasi dan lain sebagainya.

"Itu semua sudah kami kembangkan dengan bahan baku lokal sehingga tidak ada masalah jika nanti permintaan masih akan bertambah," ujar Arief.

Untuk produksi kelengkapan furnitur RS, Indofarma sudah 100 persen menggunakan bahan baku lokal. Sementara untuk alat diagnostik saat ini masih 40 persen yang lokal dan diharapkan dalam dua tahun ke depan sudah meningkat menjadi 60 persen komponen lokal.

Adapun impor yang masih cukup tinggi, yakni alat elektromedis hingga 90 persen seperti disposable, mesin eswl, dan sebagian komponen hemodialisis. Alhasil, perseroan memiliki peta jalan sendiri untuk pengembangan produk tersebut. "Melalui kawasan industri alkes di Cibitung yang tahun ini ada empat mitra akan masuk diharapkan mempercepat roadmap kami," ujarnya.

BISNIS

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

2 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

3 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

3 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

3 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

4 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

5 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya