Corona, Alvin Lie Nilai Sistem di Bandara Soekarno-Hatta Lemah
Reporter
Fajar Pebrianto
Editor
Rahma Tri
Jumat, 13 Maret 2020 08:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Prosedur antisipasi virus corona atau COVID-19 di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, dinilai masih memiliki banyak kelemahan. Anggota Ombudsman RI Alvin Lie menemukan satu kelemahan, yaitu pada pemeriksaan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) di bandara setempat.
Alvin menemukan fakta bahwa jumlah personel KKP yang ada di bandara terbatas. Tapi, mereka harus melakukan dua tugas, pemeriksaan kesehatan dan pengecekan Health Alert Card (HAC), kartu kuning yang wajib diisi penumpang berisi informasi soal virus corona.
“Mereka (petugas KKP) keteteran,” kata Alvin saat dihubungi di Jakarta, Kamis, 12 Maret 2020. Untuk itu, Alvin menyampaikan kepada Kepala KKP Bandara Soekarno Hatta, Anas Maruf, agar tugas HAC diberikan saja ke pihak imigrasi.
Tak hanya itu, Alvin juga menemukan lemahnya koordinasi antara KKP dan PT Angkasa Pura II (Persero) sebagai pengelola bandara dan maskapai penerbangan. Sebab, Alvin Lie menilai koordinasi mereka masih lemah soal kedatangan pesawat dan jadwal istirahat petugas KKP. “Jangan mereka istirahat ketika pesawat berdatangan,” kata dia.
Temuan ini didapat Alvin, sehari setelah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir turun mengecek prosedur antisipasi virus corona di Bandara Soekarno Hatta. Meski jumlah pasien positif virus corona terus bertambah setiap harinya, Erick memang mengakui tidak banyak perubahan signifikan yang terjadi di pintu-pintu masuk Indonesia.
"Saya rasa perubahan signifikan tidak banyak karena apa Angkasa Pura I dan II sudah punya alat-alat ini jauh hari," kata Erick di Bandara Soekarno Hatta, Rabu pagi, 11 Maret 2020.
Alat yang dimaksud Erick adalah thermal scanner hingga ruang penanganan khusus bagi penumpang yang memiliki gejala menyerupai pasien corona. Erick pun memantau satu per satu alat tersebut.
Mengakui tidak banyak perubahan signifikan, Erick mengatakan tingkat kewaspadaan tetap ditingkatkan. "Jadi kita juga jangan sampai overreacting, tetapi meningkatkan sudah kewajiban," kata dia.
<!--more-->
Sebelum virus corona masuk ke Indonesia, pemerintah mengklaim alat deteksi seperti thermal scanner telah dipasang di seluruh pintu masuk ke Indonesia. Tapi kenyataannya, pasien positif virus corona tetap bisa masuk dan lolos ke Indonesia.
Selasa 10 Maret 2020, juru bicara penanganan wabah virus corona Achmad Yurianto mengatakan sebanyak 12 dari 27 kasus positif virus corona di Indonesia, merupakan kasus imported case atau tertular dari luar negeri. Ia menduga ada kemungkinan para pasien tersebut sebelumnya tidak terlacak sebagai suspect COVID-19 saat keluar masuk bandara karena suhu badan mereka normal.
"Pasti kalau tidak terlacak oleh thermal scanner berarti suhunya memang tidak panas," ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta. Selain itu, ada kemungkinan yang bersangkutan memang murni dalam masa inkubasi. Masa ini merupakan waktu yang diperlukan oleh patogen untuk berlipat ganda hingga dapat menimbulkan gejala pada inangnya.
PT Angkasa Pura II (Persero) sebenarnya sudah punya prosedur penanganan virus corona. Kepada Erick Thohir, Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menjelaskan pihaknya memiliki dua prosedur terhadap pesawat yang baru saja mendarat, untuk pesawat yang berisi suspect corona dan tidak.
Pertama jika di dalamnya ada suspect corona, maka pesawat itu akan diminta beranjak ke Isolated Parking Area. Lalu, dilakukan pemeriksaan penumpang di dalam pesawat. Proses ini akan dilanjutkan sampai suspect corona menuju ruang isolasi. Setelah itu, suspect corona dibawa ke RS rujukan penanganan corona.
Kedua jika di dalamnya tidak ada pasien suspect corona, maka pesawat parkir secara normal. Namun, ada pemeriksaan Health Certificate (HC) dan HAC. Setelah itu dilanjutkan dengan pemeriksaan suhu tubuh dengan Thermal Scanner.
Jika suhu tubuh penumpang di atas 38 derajat Celcius, maka petugas bandar akan membawanya ke ruang isolasi. Jika di bawah itu, penumpang bisa langsung ke ruang imigrasi untuk melanjutkan perjalanannya.