Masker Langka dan Mahal, Mendag: Prioritaskan Kebutuhan Domestik

Reporter

Bisnis.com

Editor

Rahma Tri

Kamis, 5 Maret 2020 13:50 WIB

Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Eko Prasetya berbincang dengan apoteker di salah satu apotek saat melakukan sidak di Blitar, Jawa Timur, Rabu, 4 Maret 2020. Polres Blitar secara berkala melakukan pemantauan harga dan ketersediaan terhadap sejumlah apotek, supermarket, dan toko penyedia alat kesehatan guna mengantisipasi adanya penimbunan masker, pembersih tangan (Handsanitizer), dan sejumlah peralatan kesehatan yang terkait pencegahan penyebaran virus Corona.ANTARA/Irfan Anshor

TEMPO.CO, Jakarta - Masker kesehatan saat ini menjadi barang paling dicari di mana-mana sehingga harganya ikut meroket. Menyikapi ini, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengimbau produsen masker dalam negeri memprioritaskan pasar domestik, alih-alih mengekspor produk tersebut menyusul konfirmasi kasus virus corona (COVID-19) di Indonesia.

"Kami akan mengimbau produsen untuk tidak mengekspor. Kebutuhan dalam negeri kita prioritaskan, itu yang pertama," ujar Agus di Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.

Mendag mengharapkan produktivitas produsen masker nasional dapat digenjot demi memenuhi lonjakan permintaan dalam negeri. Sebagaimana diberitakan dalam beberapa hari terakhir, sejumlah pusat-pusat perbelanjaan melaporkan adanya lonjakan permintaan alat-alat kesehatan.

"Jadi kita imbau produsen masker untuk meningkatkan produksinya dan juga harus memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu," kata Agus.

Ia menambahkan, bahwa kelangkaan masker saat ini terjadi karena masih adanya praktik penimbunan dan permainan harga. Dia pun mengklaim pihaknya telah mengambil tindakan dan meminta pelaku usaha menjual produk dengan mengacu pada biaya produksinya.

"Mengenai harga masker itu ya disesuaikan dengan kebutuhan dan production cost. Pemerintah mengimbau bahwa harga-harga tersebut harus sesuai dengan layaknya yang biasa dijual," kata Agus.

Kasus penimbunan masker dan cairan antiseptik menjadi marak usai pemerintah memastikan bahwa terdapat dua pasien positif COVID-19. Kondisi ini pun diikuti oleh kenaikan harga yang tak wajar di sejumlah kanal-kanal perdagangan.

Advertising
Advertising

Survei oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menunjukkan adanya peningkatan permintaan masker sejak Februari lalu, yang sayangnya tidak diiringi kenaikan pasokan. Adapun sampai saat ini tercatat terdapat 28 produsen masker dalam negeri yang diawasi oleh Kementerian Kesehatan dengan distribusi oleh 28 pelaku usaha. Sementara itu, untuk produk impor, didistribusikan oleh 22 pelaku usaha.

BISNIS

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

2 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya