3 Jurus Bank Indonesia Jaga Rupiah dari Dampak Virus Corona

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 1 Maret 2020 06:12 WIB

Logo atau ilustrasi Bank Indonesia. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) IGP Wira Kusuma membeberkan tiga jurus untuk meredam pelemahan nilai tukar rupiah yang mencapai titik terburuk pada penutupan perdagangan Jumat.

Wira Kusuma mengatakan pelemahan rupiah terjadi karena keluarnya dana investor asing (capital outflow) akibat sentimen negatif penyebaran virus corona Covid-19. "Kami menjaga stabilitas eksternal hari ke hari. BI tetap ada di pasar untuk mengamati tiap detik pergerakan di pasar keuangan. Kami melakukan triple intervention untuk menjaga agar rupiah tidak terkoreksi terlalu dalam," katanya Pelatihan Wartawan Bank Indonesia di Bandung, Sabtu (29/2/2020).

Triple intervention yang dilakukan BI untuk menjaga rupiah dari tekanan eksternal, yaitu intervensi di pasar spot, penerapan Domestik Non-Delivery Forward (DNDF), hingga pembelian Surat Berharga Negara (SBN) yang dijual investor asing.

Menurutnya, upaya BI melakukan intervensi melalui instrumen DNDF cukup efektif untuk memberikan alternatif hedging. DNDF, lanjutnya, juga mampu membawa tingkat kepercayaan investor ke arah yang positif.

Wira menuturkan penerapan triple intervention membuat nilai rupiah tidak terperosok lebih dalam dan relatif lebih baik dibandingkan negara-negara di kawasan Asia. Pada Jumat lalu, rupiah terkoreksi 2,05 persen atau 293 poin dan parkir di level Rp 14.318 per dolar AS sehingga level terendah sejak Agustus 2019.

"Pelemahan mata uang terhadap dolar ini tidak hanya rupiah, tetapi Won [Korea Selatan], Bath [Thailand], Malaysia [Ringgit], bahkan dolar [Singapura] mengalami pelemahan lebih buruk. Ini hal biasa di pasar keuangan, ketika ketidakpastian tinggi pasti terjadi captal outflow," katanya.

Bank Indonesia menggelontorkan dana sebesar Rp 100 triliun demi menjaga stabilitas pasar keuangan, khususnya nilai tukar rupiah di tengah wabah virus Corona Covid-19.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pihaknya telah melaksanakan triple intervention, yaitu menjual valas untuk mengendalikan pelemahan rupiah, domestic non-delivery forward (DNDF), dan membeli surat berharga negara (SBN) yang dilepas investor asing atau dari pasar sekunder.

"Tahun ini, secara keseluruhan [ytd], BI membeli dari pasar sekunder jumlahnya kurang lebih Rp100 triliun hingga 27 Februari," katanya di kompleks Bank Indonesia, Jumat (28/2/2020).

Dari total Rp 100 triliun, lanjutnya, (SBN) sebesar Rp78 triliun sudah dibeli Bank Indonesia sejak akhir Januari atau saat merebaknya wabah virus Corona di Wuhan, Cina. Dia menegaskan BI akan terus berada di pasar untuk menyetabilkan nilai tukar rupiah dan pasar keuangan, khususnya untuk obligasi pemerintah.

BISNIS

Berita terkait

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

8 jam lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

20 jam lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

1 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

1 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah dalam penutupan perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

2 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Hari Ini Diperkirakan Menguat hingga Rp 15.990 Terhadap Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 15.990 sampai Rp 16.070

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

3 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

5 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

6 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya