Stimulus Kurang Mujarab, IHSG Makin Terpuruk ke Level 5.700
Reporter
Bisnis.com
Editor
Rahma Tri
Rabu, 26 Februari 2020 13:38 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sehari setelah pemerintah mengumumkan paket insentif untuk mengantisipasi dampak virus corona, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru semakin terpuruk. Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu 26 Februari 2020, IHSG terbenam di kisaran level 5.700.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG parkir di level 5.724,90 dengan penurunan tajam 62,24 poin atau 1,08 persen pada akhir sesi I dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Sehari sebelumnya, IHSG mengakhiri pergerakannya di level 5.787,14 dengan koreksi 0,34 persen atau 19,91 poin.
Pelemahan indeks mulai berlanjut pada Rabu pagi dengan dibuka terkoreksi 0,52 persen atau 29,97 poin di posisi 5.757,17. Sepanjang perdagangan sesi I, IHSG bergerak di level 5.722,62 – 5.757,74. Seluruh 9 sektor menetap di wilayah negatif pada akhir sesi I, dipimpin industri dasar (-3,84 persen), aneka industri (-1,64 persen), dan infrastruktur (-1,63 persen).
Dari 682 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 97 saham menguat, 258 saham melemah, dan 327 saham stagnan. Saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 5,52 persen dan 2,23 persen menjadi penekan utama pelemahan IHSG pada akhir sesi I.
Keputusan pemerintah mengalokasikan anggaran Rp 10,3 triliun untuk stimulus menghadapi dampak ekonomi virus corona pun dinilai belum berhasil mendongkrak IHSG.
Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji mengatakan pemerintah sebaiknya memberikan stimulus yang dapat menggenjot pertumbuhan konsumsi dan sejumlah sektor yang memiliki potensi besar. Ia mencontohkan industri manufaktur dan pariwisata perlu menjadi perhatian pemerintah untuk mendapatkan insentif. “Sektor-sektor ini nantinya akan membantu kemampuan pemerintah dalam berekspansi,” ujarnya kepada Bisnis.
Di sisi lain, Analis FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo mengatakan, peluang rebound dalam beberapa hari ke depan sebenarnya cukup terbuka. Namun, saat ini faktor pendorong kinerja IHSG dinilai masih minim. Ia berharap pemerintah mengeluarkan sejumlah stimulus yang dapat kembali menggairahkan pasar.
Menurut dia, sentimen positif yang ada saat ini belum cukup kuat mendorong kenaikan IHSG. Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia tidak akan langsung diikuti oleh bank lainnya karena membutuhkan periode penyesuaian.
Seiring dengan pergerakan IHSG, indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang masing-masing melemah 0,91 persen dan 0,96 persen, indeks Taiex Taiwan melemah 0,68 persen, dan Kospi Korea Selatan melorot 1,18 persen. Di Cina, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 masing-masing naik tipis 0,30 persen dan 0,02 persen. Adapun indeks Hang Seng Hong Kong terkoreksi 0,55 persen pada pukul 12.02 WIB.