Kemendag Stop Impor dari Cina Dimulai dari Hewan Hidup
Reporter
Caesar Akbar
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat
Senin, 3 Februari 2020 19:59 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan masih mengkaji komoditas asal Cina yang bakal dihentikan sementara impornya, menyusul menyebarnya Virus Corona di Negeri Tirai Bambu.
"Ini masih persiapan agar tidak salah sasaran, karena ada produk yang mungkin belum tentu produk itu bawa virus, yang jelas sekarang berkaitan dengan hewan hidup," ujarAgus Suparmanto Menteri Perdagangan di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Senin, 3 Februari 2020.
Ihwal produk pangan lainnya, selain hewan hidup, menurut Agus, masih akan dikaji lebih lanjut apakah bisa diperbolehkan atau dihentikan sementara. Ia mengatakan komoditas yang distop adalah yang berpotensi membawa Virus Corona tersebut.
Daftar komoditas asal Cina yang bakal dihentikan sementara impornya, tutur Agus, akan dibahas lebih lanjut dalam rapat lanjutan pada esok hari, Selasa, 4 Februari 2020. Rapat lanjutan juga akan memastikan kapan pemberhentian impor itu akan dilakukan.
"Kami koordinasikan dengan beberapa kementerian terkait, itu tidak hanya kementerian perdagangan, tapi juga Kementan, Kemenkeu, Bea Cukai, kemudian Kemenkes," kata dia. "Nah ini harus akurat karena pergerakannya sangat cepat dan ini butuh keputusan bersama yang akurat."
Di lain kesempatan, Agus berujar penghentian impor ini sejalan dengan adanya imbauan penghentian kebijakan bebas visa untuk warga negara Cina. Agus mengatakan saat ini penduduk Indonesia tercatat sebanyak 260 juta jiwa, sehingga pemerintah harus mengantisipasi penyebaran virus tersebut.
"Semua impor yang berkaitan dengan makanan dan minuman itu harus sementara disetop. Ya, bagi pengusaha harus terima, memang begitu kondisinya," ujar Agus.
Meski begitu, Agus mengatakan penyetopan impor produk Cina tersebut tidak dilakukan secara permanen. Moratorium impor berlangsung hingga kondisi wabah virus tersebut mereda. Dengan demikian, Kemendag juga belum dapat memastikan sampai kapan penyetopan tersebut akan berlangsung.
Merujuk dari kejadian serupa virus corona, Agus mengatakan pada kasus SARS terjadi hingga sembilan bulan lamanya. "Mudah-mudahan lebih cepat dari yang dulu. Kita berdoa semua. Ini kan keadaan force majeur. Kita harus hadapi dengan bijak. Dan secara detail bagaimana kasus ini kita tangani," ujar Agus.
CAESAR AKBAR | LARISSA HUDA