Sri Mulyani: Suara Saya Serak Tak Apa, Asal APBN Tidak Serak

Rabu, 29 Januari 2020 20:48 WIB

Gestur Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani saat memberikan keterangan pers tentang realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir Oktober 2019 di Kantor Kemenkeu, Jakarta, Senin, 18 November 2019. Sri Mulyani mengatakan, secara tahunan belanja negara hanya tumbuh sebesar 4,5 persen, jauh lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yang tumbuh 11,9 persen. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada yang berbeda dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada hari ini. Suaranya terdengar parau saat menyampaikan pidato dalam BRI Group Economic Forum di Hotel Ritz Carlton, Rabu, 29 Januari 2020.

Di tengah-tengah sambutan yang menyinggung seputar isu penguatan anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN, Sri Mulyani terdengar berdeham lirih.

Kala itu, ia mengakui suaranya sedang serak. "Kalau suara saya serak tak apa. Asalkan APBN tidak serak," ujar Sri Mulyani berseloroh kepada para tamu yang langsung disambut gelak tawa.

Sri Mulyani berbicara cukup panjang dalam acara itu. Ia menyampaikan arahan sekitar 50 menit tanpa jeda.

Mula-mula, Sri Mulyani menjelaskan soal ketegangan ekonomi yang terjadi pada bulan pertama di awal tahun ini. Ia menyatakan, banyak fenomena yang membuat pelbagai negara di dunia waspada.

Kejadian di awal 2020, menurut dia, mendorong Indonesia untuk merefleksikan peristiwa yang terjadi di tahun sebelumnya. Pada 2019, Indonesia dan negara-negara lain dihadapkan pada situasi global yang penuh ketidakpastian.

Sama halnya dengan 2020, 2019 dimulai dengan peristiwa tegang berupa regangnya hubungan Amerika Serikat dengan beberapa negara mitranya. Kondisi ini diakui telah berdampak langsung pada kebijakan ekonomi dunia.

Medio semester pertama, dunia juga kembali dihadapkan dengan memanasnya politik Hong Kong yang berdampak pada perdagangan global. Bank Dunia bahkan sempat menyampaikan revisi ke bawah terkait ooutlook ekonomi global.

Tak berhenti di situ, peristiwa penyerangan pesawat udara Amerika Serikat terhadap salah satu fasilitas perminyakan dan penyerangan terhadap seorang jenderal di Iran membuat kondisi ekonomi memanas.

"Episode itu memberikan spill over terhadap ekonomi global, baik dari sisi komuditas yang mengalami tekanan, konsumen dan produsen, dan policy respons," tuturnya.

Di tengah situasi global yang memberikan ketidakpastian, Sri Mulyani berharap negara dapat menjaga stabilitas APBN-nya. Ia juga meyakini ekonomi Indonesia masih akan mampu tumbuh di level 5 persen.

Seusai memberikan pidato, Sri Mulyani kemudian melayani wartawan. Belum juga memberikan penjelasan, ia pun tampak kembali batuk. "Boleh saya minum dulu, ya," katanya.

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

11 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

15 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

18 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya